Nakita.id - Tahun lalu Indonesia digegerkan dengan sebuah kasus seorang gadis asal Banjarmasin yang tertidur hingga 11 hari.
Gadis yang bernama Siti Raisa Miranda (Echa), viral setelah kabarnya tidur sejak tanggal 10 Oktober 2017 hingga 21 Oktober 2017 untuk mandi, kemudian tidur lagi hingga 23 Oktober 2017.
Saat ditanya oleh Deddy Corbuzier sebagai pembawa acara, Echa mengaku tak merasakan apa pun termasuk tak bermimpi atau merasakan sentuhan.
Baca Juga : Bukan Sang Ayah, Sosok Ini yang Jadi Penjamin Penangguhan Penahanan Vanessa Angel
"Echa rasanya gimana sih (tidur lama)? Enggak mimpi?," Tanya Deddy.
"Tidur lelap, enggak (mimpi)," begitu jawab Echa.
Gara-gara tidur panjangnya itu, Echa gagal ikut bertanding dance di tingkat daerah.
Baca Juga : Pembantaian Sadis, Pria Ini Tembak Istri dan 3 Tetangganya, Kisahnya Bikin Elus Dada
Sang ibu mengatakan bahwa tidur panjang anaknya bukan yang pertama kali terjadi namun itu merupakan kejadian yang ketiga.
"Sudah pernah, ini kan tidur panjangnya yang ke tiga, sebelumnya pernah satu minggu bangun," begitu jelas sang ibu.
Sang ibu mengaku tak khawatir anaknya itu meninggal dunia karena ketika tidur Echa memperlihatkan tanda-tanda kehidupan.
"Enggak (takut meninggal), karena dia (Echa) ada fase bangunnya, pernah dia kan tidur satu minggu, pernah dia bangun untuk ke belakang (toilet)," begitu jelas sang ibu.
Ibunya melanjutkan bercerita bahwa sudah berbagai cara ia lakukan untuk membangunkan sang anak mulai dari memanggil namanya hingga menariknya untuk ke kamar mandi namun tak berhasil.
Baca Juga : Billy Syahputa Dapat Cincin Berlian dari Aleta Molly Pengusaha Berlian, Begini Bentuknya yang Tak Biasa
Ternyata selain tidur panjang, Echa juga pernah tidak memejamkan matanya selama beberapa hari.
Karena penasaran, sang ibu membawa anaknya ke rumah sakit.
Namun, setelah melalui berbagai pemeriksaan, tak ditemukan penyakit di diri Echa.
Tak disangka, Echa juga mengaku tak merasa lapar ketika ia tidur sehingga selama tidur tubuhnya tak terisi oleh makanan.
Salah seorang ahli psikiater bernama Dr. H. Yulizar, Sp. KJ.MM yang menangani kasus Echa mengatakan bahwa Echa tidak mengalami sindrom putri tidur.
Pasalnya, Echa tak memiliki ciri-ciri yang menjurus pada sindrom itu seperti terangsang cahaya atau suara dan emosinya labil.
"Berdasarkan pengamatan kita, kalo disebut sindrom putri tidur itu tidak menyokong, dia (Echa) hanya mengalami gejala gangguan tidur saja, karena gejala lain dari sindrom ini (putri tidur) seperti terangsang kena cahaya dan suara dan emosinya labil itu tidak ada (di diri Echa)," jelasnya sang dokter.
"Sebelum kita mengevaluasi di bidang psikologi dan psikiatri, kita sudah mengatakan tidak ada suatu kelainan organik yang dapat kita buktikan, baik secara fisik penyakit dalam atau neurologi," begitu jelas dokter Yurizal.
Baca Juga : Bak Jatuh Tertimpa Tangga, Ahmad Dhani Dipenjara, Mulan Jameela Kembali Diberi Cobaan Ini
Namun ia menduga bahwa latar belakang Echa lah yang memengaruhinya bisa tidur selama itu.
Katanya, Echa akan mengikuti sebuah pertandingan di Tingkat Kalimantan Tengah, berbagai latihan dan tekanan itu diduga mengakibatkan Echa berlaku tidur panjang.
Menurut Dokter Yurizal, ketika seseorang mengalami stres akan mengeluarkan reaksi yang berbeda seperti sakit kepala, mag atau bisa jadi tidur lama seperti yang dialami oleh Echa.
"Untuk Echa ini dipersiapkan untuk event penting tingkat Kalimantan Selatan, sehingga kondisi-kondisi fisiknya sangat terkuras, bebannya sangat berat. Dalam kondisi yang seperti itu ada stres menimbulkan kecemasan, nanti tidak enak, itu nanti dihilangkan dengan berbagai cara, bisa dihilangkan dengan sakit kepala, mag atau seperti yang terjadi pada Echa ini," begitu pungkas Dokter Yurizal.
Source | : | YouTube |
Penulis | : | Riska Yulyana Damayanti |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR