Nakita.id - Berat badan turun dengan cepat mungkin menjadi dambaan banyak orang.
Aneka program diet pun banyak menjanjikan berat badan turun dengan cepat jika diikuti.
Apakah Moms termasuk yang menginginkan berat badan turun dengan cepat?
Baca Juga : Berat Badan Turun Bisa Jadi Tanda Awal Diabetes, Simak Ciri Lainnya!
Sebelum Moms melakukan diet yang digadang-gadang mampu membuat Moms langsing dengan cepat, sebaiknya Moms memahami dulu hal lain di balik penurunan berat badan yang drastis.
Melansir Healthline, berat badan yang turun signifikan terlalu cepat malah memberikan dampak buruk bagi kesehatan.
Tak hanya kesehatan fisik, secara mental pun Moms bisa menghadapi gangguan.
Simak 5 dampak berbahaya jika berat badan turun terlalu cepat.
Baca Juga : Saat Berat Badan Turun Meski 4 Kilo, Ada 6 Efek Kesehatan Menakjubkan yang Akan Dirasakan
1. Melewatkan nutrisi penting
Banyak program diet kilat dan cara menurunkan berat badan dengan cepat menerapkan metode menghilangkan konsumsi beberapa makanan tertentu.
Misalnya diet tanpa karbohidrat atau gula, yang cukup sering dilakukan oleh orang-orang dengan tujuan menurunkan bobot dengan cepat.
Ternyata hal ini berbahaya.
Baca Juga : Kursi Kosong di Acara Makan Siang Keluarga BTP Jadi Sorotan, Begini Pengakuan Sang Adik
Sebab, tubuh akan kehilangan sumber beberapa nutrisi penting, vitamin, dan mineral yang dibutuhkan untuk berfungsi dengan optimal.
Hal ini bisa membuat Moms mengalami kekurangan nutrisi yang berimbas kurangnya energi untuk beraktivitas, rambut menjadi rapuh, dan merasa lelah terus menerus.
Bahkan Moms bisa mengalami gangguan sistem kekebalan tubuh dan menghadapi risiko osteoporosis yang lebih tinggi.
2. Menurunkan kerja metabolisme
Program menurunkan berat badan dengan cepat dan drastis biasanya dilakukan dengan memotong jumlah konsumsi kalori secara signifikan.
Misalnya dalam sehari kita biasa mengonsumsi 3000 kalori, karena ingin cepat langsing jumlah tersebut dikurangi hingga 1200 kalori per hari.
Ini dapat menjadi masalah, karena tubuh membaca kondisi ini sebagai kurangnya asupan makanan dan masuk dalam ‘mode kelaparan’.
Baca Juga : Al Ghazali Menangis Saat Konser Dewa 19 Tanpa Ahmad Dhani, Mulan Jameela: 'Kamu Kuat Kak'
Ketika tubuh merespon situasi kekurangan makanan ini, metabolisme bekerja lambat dan bergantung pada lemak sebagai sumber energi.
Tak berarti seluruh lemak berlebih dalam tubuh akan dibakar menjadi energi.
Bahkan dalam sebuah riset tampak jika orang-orang yang melakukan metode diet ini malah lebih mudah mengalami kenaikan berat badan akibat kinerja metabolisme melambat.
3. Kehilangan massa otot
Ketika Moms menurunkan berat badan, yang Moms harapkan tentu membuang lemak berlebih yang membuat bentuk tubuh kurang ideal.
Namun jika Moms memotong jumlah asupan kalori terlalu cepat, kondisi otot dapat terpengaruh.
Alih-alih membakar lemak, diet dengan mengurangi konsumsi kalori dapat mengakibatkan tubuh mengurai massa otot sebagai bahan bakar.
Akibatnya Moms akan kehilangan bentuk tubuh yang ideal.
Dampak lebih lanjut, massa otot yang berkurang juga dapat memengaruhi kerja metabolisme tubuh.
4. Dehidrasi akut
Moms mengalami penurunan berat badan secara drastis hanya dalam waktu 2 minggu?
Jangan senang dulu Moms, biasanya itu adalah berat dari cairan tubuh.
Jika Moms menjalani diet minim karbohidrat, bobot yang hilang tersebut ialah cairan tubuh yang dibuang.
Baca Juga : Menghentikan Kebiasaan Merokok, Yuk Rutin Konsumsi 4 Makanan Ini
Hilangnya cairan tubuh dengan cepat dapat menyebabkan gangguan pada tubuh.
Terutama dehidrasi, yang tentunya akan membuat Moms tidak dapat beraktivitas dengan optimal.
Selain itu Moms juga bisa mengalami konstipasi, sakit kepala, kram otot, dan cepat lelah karena kekurangan tenaga.
5. Gangguan kesehatan mental
Turunnya berat badan dengan drastis dalam tempo singkat mungkin awalnya merupakan impian Moms.
Namun alih-alih rasa gembira berhasil menurunkan berat badan dengan cepat, kerap kali kasus yang ditemukan ialah munculnya masalah pada kesehatan mental.
Jika seseorang tak memiliki waktu untuk membiasakan diri dengan bentuk tubuh baru, hal itu dapat memicu timbulnya dismorfia tubuh.
Dismorfia ialah kondisi di mana seseorang akan sangat terobsesi dengan bentuk tubuh dan tidak akan pernah merasa puas dengan tubuhnya saat ini.
Selain itu ada pula risiko anoreksia dan bulimia.
L'Oreal Bersama Perdoski dan Universitas Indonesia Berikan Pendanaan Penelitian dan Inovasi 'Hair & Skin Research Grant 2024'
Source | : | Healthline |
Penulis | : | Anisa Annan |
Editor | : | Gisela Niken |
KOMENTAR