Nakita.id - Ada banyak tingkah polah Si Kecil di masa-masa aktifnya.
Apalagi saat Si Kecil sudah mulai berinteraksi bersama teman di kelompok bermain atau di lingkungan rumah.
Salah satu tingkahnya yang mungkin membuat Moms mengernyitkan dahi adalah sifatnya yang suka meledek.
Baca Juga : Peruntungan Zodiak di Tahun Baru Imlek, Cancer Akan Sangat Puas!
Orangtua hendaknya jangan terlalu khawatir ketika menghadapi si prasekolah yang kerap saling meledek.
Pasalnya, anak tak bertujuan memojokkan temannya karena ia belum menyadari perbuatannya itu dapat menyakiti hati temannya.
Meledek terkadang mengundang tawa, namun tidak sedikit pula yang menimbulkan kemarahan dan sakit hati.
Baca Juga : Dilarang Makan Sebelum Berolahraga? Begini Penjelasan Ahli Gizi
Kalau meledek dapat mengundang tawa, pastinya kata-kata yang dilontarkan itu lucu.
Namun, bukan berarti meledek dapat mengembangkan selera humor anak.
Tak ada kaitan antara kebiasaan meledek dengan selera humor anak.
Menurut Indri Savitri, Psi., dari Lembaga Psikologi Terapan Universitas Indonesia (LPT UI), seperti dikutip dari Tabloid Nakita, memang orangtua wajib intervensi.
Baca Juga : Duh! Saat Hamil Muncul Banyak Bintik Hitam di Wajah, Bisakah Hilang?
Tapi itu tidak dilakukan dengan cara melarang secara keras.
Tujuan intervensi, tak lain agar perilaku tersebut tidak menjadi pola dan anak mengetahui, perilakunya itu tidak baik serta dapat menyakitkan hati temannya.
Selanjutnya, diharapkan perilaku itu tidak berlanjut dan berlangsung hingga dewasa,
Jadi, bagaimana sebaiknya sikap orangtua?
View this post on Instagram
Menunggu
Jangan langsung menegur si kecil di hadapan teman-temannya.
Tunggu sampai orangtua memiliki kesempatan berdua dengan anak, barulah sampaikan kepadanya bahwa perbuatannya itu tidak baik dan bisa menyakiti hati anak yang diledek.
Minta anak untuk tidak mengulanginya lagi.
Baca Juga : Resep dan Bahan MPASI 10 Bulan Rumahan: Snack Pancake Ubi Jalar
Berandai-andai
Ajak anak berandai-andai.
Jika ia diledek temannya, sama seperti ledekan yang dilontarkan kepada temannya tadi, bagaimanakah perasaannya?
Tegaskan bahwa itu akan menyakitkan.
Dengan mengajak anak berandai-andai diharapkan dapat menumbuhkan empatinya, sehingga ia tidak akan mengulangi lagi perbuatan itu.
Baca Juga : Irish Bella Kembali Jatuh Sakit Jelang Menikah dengan Ammar Zoni, Ini Nutrisi Tepat Untuk Calon Pengantin!
Selidiki
Cari tahu adakah faktor peniruan.
Bila ada, berikan pengertian kepada orang-orang di lingkungan terdekatnya bahwa meledek adalah perbuatan yang dapat menyakiti korban.
Minta mereka mengubah perilaku tersebut.
Baca Juga : Gejala Demam Berdarah Ini Tidak Boleh Diabaikan, Waspadai Moms!
Begitu pun bila orangtua yang menjadi sumber peniruan anak, harus berani dan mau berubah.
Hendaknya aturan ini dapat dilaksanakan dengan konsisten oleh orang-orang yang berada di lingkungan terdekat anak, sehingga anak tidak mendapatkan lagi celah yang bisa ditiru.
Penulis | : | David Togatorop |
Editor | : | David Togatorop |
KOMENTAR