Jarum jam menunjukkan pukul 20.00 Wita, mereka belum juga ditemukan, sementara logistik dan baterai ponsel mereka sudah habis.
Akhirnya, rombongan membuat api unggun. Namun, tak berapa lama, hujan turun perlahan sehingga api unggun mereka pun padam.
“Dengan adanya hujan, anak-anak bisa agak lega karena kehausan semua. Kami minum air hujan sedikit-sedikit biar segar,” tuturnya.
Ia pun selalu menyemangati anak didiknya untuk tetap tenang dan berdoa agar mereka ditemukan segera.
Hingga tengah malam, 21 anggota Pramuka ini melewati malam itu tanpa penerangan sedikit pun.
Mereka berkumpul membentuk lingkaran untuk saling menguatkan. Satu anggota putri dipatuk ular kecil di bagian tangan dan racunnya dapat dikeluarkan.
Malam semakin larut, sebagian di antara mereka tertidur lelap. Tiba-tiba ada sinar.
Mereka berteriak ke arah sumber cahaya, tapi tak terdengar. Sumarjono mengatakan, tenaga anak didiknya mulai menurun akibat kelelahan.
Bantu Kurangi Tanda Penuaan Dini, Collagena Hadir Penuhi Kebutuhan Kolagen Sebagai Kunci Awet Muda
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Kirana Riyantika |
Editor | : | Saeful Imam |
KOMENTAR