Nakita.id - Orangtua mana yang tak bangga dengan keberhasilan anaknya meraih prestasi?
Dalam setiap doa orangtua, kesuksesan pasti diselipkan di tengah doanya pada anak-anaknya.
Seperti yang dirasakan oleh Komariah dan Suryadi beberapa waktu lalu.
Kisah anaknya menjadi inspirasi bagi khalayak umum karena anak Komariah (38) dan Suryadi (42) berhasil jadi lulusan terbaik di Sekolah Polisi Negara (SPN) Polda Metro Jaya, Cigombong, Bogor, Jawa Barat.
Ia adalah Rahmad, pemuda berusia 20 tahun ini berhasil kalahkan rekan-rekannya untuk meraih predikat lulusan terbaik.
Baca Juga : Nikmat Saat Klimaks, Ternyata Ini yang Dialami Wanita Saat Mencapai Klimaks dalam Hubungan Intim
Baca Juga : Ingin Si Kecil Tumbuh Pintar? Ini 10 Makanan Agar Anak Cerdas
Melansir dari Kompas.com, Rahmad berhasil memeroleh nilai tertinggi di antara 8.389 Bintara Remaja yang dilantik sebagai anggota Polri pada Senin (4/3/2019).
Melansir dari Kompas.id, Rahmad jadi lulusan terbaik Pendidikan Pembentukan Bintara Polri SPN Polda Metro Jaya 2018-2019 dan dilantik di antara 554 siswa menjadi Bintara Polri dan berhak menyandang pangkat Bripda.
Karena keberhasilan dan kesuksesannya, Rahmad berhak mendapatkan medali emas yang secara langsung dikalungkan oleh Kapolda Metro Jaya Irjen Gatot Pramono dalam upacara pelantikan pagi itu.
Menurut Kompas.com, tak terbesit di benak Komariah bahwa anaknya berhasil meraih prestasi setinggi itu, bahkan Komariah tak pernah menyangka anaknya akan menjadi anggota kepolisian.
Ketidakyakinannya tersebut lantaran sang suami hanya bekerja jadi tukang ojek pasar, sementara Komariah bekerja sebagai tukang sayur keliling.
Tak menyangka bahwa anaknya akan menjadi seorang abdi negara, terlebih sebelumnya Rahmad hanya bekerja di perusahaan farmasi.
"Kan image masyarakat jadi polisi kan pakai duit ratusan juta. Jangankan ratusan juta, kalau mama enggak dorong gerobak, enggak bisa punya duit," kata Komariah seperti yang dikutip dari Kompas.com.
Bahkan, Rahmad memiliki keinginan untuk mematahkan stigma yang beredar bahwa hanya orang-orang 'berada'-lah yang berhasil masuk ke kepolisian, dan Rahmad berhasil.
Baca Juga : Kisah Cinta Sejati, Pria Ini Rela Menunggau 43 Tahun Agar Bisa Nikahi Wanita Pujaan
Keberhasilan Rahmad karena kegigihan dan niat serta kerja kerasnya selama ini.
"Jadi kalau masuk kerja sore, paginya dia ini lari ke Halim, kalau saya libur dorong gerobak ya saya ikutin, saya liatin," ujar Komariah dikutip dari Kompas.com.
Selama melakukan serangkaian latihan, Rahmad mencoba mendaftar dan diterima sebagai siswa Bintara Polri pada April 2018 dan memulai pendidikan sejak Agustus.
Pada saat dua bulan pertama, Rahmad mengikuti pendidikan dasar Bhayangkara (Dasbhara). Kala itu ia sempat merasa kecewa karena namanya tak terpanggil sebagai bintara terbaik.
"Sudah dari ketika Dasbhara nama saya enggak dipanggil, lalu mencoba untuk berusaha terus gimana caranya nama saya harus dipanggil menjadi yang terbaik," ujar Rahmad setelah upacara pelantikan.
Melansir dari Kompas.id, Komariah merasa bangga atas prestasi anaknya.
"Bangga, campur aduk rasanya. Saya cuma tukang sayur keliling, makan empot-empotan,bapaknya cuma tukang ojek. Alhamdulilah anaknya jadi tanpa pakai duit. Dia bisa mematahkan image," lanjut Komariah seperti dikutip dari Kompas.id.
Komariah menuturkan harapannya agar Rahmad tetap bekerja secara jujur dan benar-benar mengabdi.
"Harapan saya jadilah polisi yang jujur, benar-benar mengabdi, jangan sombong jangan angkuh, memandang manusia itu jangan sebelah mata, jadilah polisi yang mengabdikan benar-benar, cari reseki yang barokah, yang halal buat keluarga, buat orangtua, biar lancar," kata Komariah.
Tak lupa, keberhasilan pemuda lulusan salah satu SMK Farmasi di Klender, Jakarta Timur berkat doa dan restu kedua orangtuanya.
Baca Juga : Ingin Si Kecil Tumbuh Pintar? Ini 10 Makanan Agar Anak Cerdas
Baca Juga : Ibunda Mikha Tambayong Menderita Sjogren's Syndrome, Ini Gejalanya
Source | : | Kompas.com,kompas.id |
Penulis | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR