Nakita.id - Anak keempatnya, Bhre Kata Bramantyo yang baru berusia 11 bulan kini diketahui tengah menderita penyakit pernapasan, Moms.
Melalui Instastories-nya, Zaskia memberitahukan bahwa putra bungsunya itu menderita penyakit bronkiolitis.
Ibu empat anak ini pun membagikan potret Bhre Kata dengan wajah memerah dan beruntusan.
"Cian mukanya cemong merah beruntusan.. Btw td kata dokter Bhre itu Bronkiolitis," tulisnya.
Bronkiolitis adalah penyakit umum pada saluran pernapasan.
Mengutip KidsHealth, penyakit ini disebabkan oleh infeksi yang memengaruhi saluran udara kecil, yang disebut bronkiolus, yang mengarah ke paru-paru.
Ketika saluran udara ini menjadi meradang, mereka membengkak dan mengisi dengan lendir, yang dapat membuat sulit bernapas.
Penyakit ini memang sering menyerang bayi dan anak kecil karena hidung dan saluran udara kecil mereka dapat lebih mudah tersumbat.
Biasanya terjadi selama 2 tahun pertama kehidupan, paling umum pada usia sekitar 3 hingga 6 bulan, dan lebih mudah menyerang laki-laki.
Bronkiolitis biasanya disebabkan oleh infeksi virus, yang paling umum adalah virus pernapasan syncytial (RSV).
Walaupun sering merupakan penyakit ringan, beberapa bayi berisiko mengalami bronkiolitis parah.
Termasuk mereka yang lahir prematur, memiliki penyakit jantung atau paru kronis, atau memiliki sistem kekebalan yang lemah karena penyakit atau obat-obatan.
Bayi-bayi itu perlu dirawat di rumah sakit.
Anak-anak yang memiliki bronkiolitis mungkin lebih mungkin untuk mengembangkan asma di kemudian hari.
Gejala bronkiolitis pertama biasanya sama dengan gejala flu biasa.
Gejala-gejala ini berlangsung satu atau dua hari dan diikuti oleh memburuknya batuk dan mengi.
Baca Juga : Wajah Merah Bruntusan, Putra Bungsu Zaskia Mecca Derita Penyakit Bronkiolitis
Terkadang, kesulitan pernapasan yang lebih parah secara bertahap berkembang.
Penyakit ini juga termasuk penyakit menular yang dapat menyebar dari cairan hidung atau mulut orang yang terinfeksi.
Bayi di pusat pengasuhan anak memiliki risiko lebih tinggi terkena infeksi yang dapat menyebabkan bronkiolitis karena mereka berhubungan dekat dengan banyak anak kecil lainnya.
Pencegahan
Cara terbaik untuk mencegah penyebaran virus yang dapat menyebabkan bronkiolitis adalah mencuci tangan dengan baik dan sering.
Moms juga bisa membantu dengan menjauhkan bayi dari orang lain yang menderita pilek atau batuk.
Bayi yang terpapar asap rokok lebih mungkin mengembangkan bronkiolitis parah dibandingkan dengan mereka yang berasal dari rumah bebas asap rokok.
Jadi, penting untuk melindungi anak-anak dari perokok pasif.
Belum ada vaksin bronkiolitis, tetapi obat dapat diberikan untuk mengurangi keparahan penyakit.
Dianjurkan hanya untuk bayi yang berisiko tinggi terkena penyakit parah, seperti bayi yang lahir sangat dini atau bayi dengan penyakit paru-paru atau jantung kronis.
Obat, yang mengandung antibodi terhadap RSV, diberikan sebagai suntikan bulanan selama musim puncak RSV.
Kasus bronkiolitis biasanya berlangsung sekitar 12 hari, tetapi anak-anak dengan kasus yang parah dapat batuk dan mengi selama berminggu-minggu.
Penyakit ini umumnya mencapai puncaknya pada hari kedua atau ketiga setelah batuk mulai, menyebabkan kesulitan bernafas sebelum perlahan membaik.
Bayi yang mengalami kesulitan bernapas, mengalami dehidrasi, atau terlihat lelah harus diperiksa oleh dokter.
Mereka yang sakit sedang atau sangat parah mungkin perlu dirawat di rumah sakit, diawasi dengan ketat, dan diberikan cairan dan oksigen yang dilembabkan.
Baca Juga : Ungkap Sifat Reino Barack dari Ekspresi Wajah, Suami Rey Utami Sebut Soal 'Lelaki Penakut'
Perawatan terbaik bagi kebanyakan anak adalah waktu untuk pulih dan banyak cairan.
Memastikan seorang anak minum cukup cairan bisa rumit, karena bayi dengan bronkiolitis mungkin tidak ingin minum.
Mereka harus sering diberikan cairan dalam jumlah kecil.
L'Oreal Bersama Perdoski dan Universitas Indonesia Berikan Pendanaan Penelitian dan Inovasi 'Hair & Skin Research Grant 2024'
Source | : | Kids Health |
Penulis | : | Maharani Kusuma Daruwati |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR