Nakita.id - Sejak awal tahun 2019 ini, masyarakat banyak mengeluhkan harga tiket pesawat yang naik gila-gilaan.
Tiket pesawat disebut-sebut sempat mengalami lonjakan harga yang cukup tinggi.
Hal ini pun cukup membuat panik dan pusing banyak orang, terutama yang kerap melakukan perjalanan udara.
Baca Juga : Aaliyah Massaid Rayakan Sweet Seventeen, Kehadiran Keanu Massaid Jadi Sorotan
Mahalnya harga tiket pesawat ini pun membuat masyarakat harus memutar otak agar tetap bisa bepergian dengan pesawat dengan tingkat tarif yang wajar.
Salah satu caranya adalah dengan memahami pola penerapan tarif maskapai.
Direktur Niaga Air Asia Indonesia Rifai Taberi mengatakan, setiap maskapai memiliki strategi penerapan harga masing-masing.
Mulai tarif promo hingga tarif termahal dengan porsi tempat duduk yang disesuaikan dengan siklus musiman penerbangan.
"Mulai dari yang paling bawah itu let say 180 kapasitas ditaruh, itu tarif promo yang rugi. Baru nanti naik kelas terus. Alokasinya itu diatur airlines, itu yang diatur sama mereka dan setiap seasonality bakal berbeda-beda," ujar dia di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Sebenarnya, penerapan tarif batas atas dan bawah yang sudah ditetapkan pemerintah, yaitu tarif batas bawah sebesar 35 persen dari tarif batas atas.
Seharusnya sudah bisa menjadi bayangan besaran tarif pesawat setiap musimnya.
Namun, memang tak bisa dipungkiri ada saat-saat di mana harga tiket pesawat bisa begitu mahal hingga menguras kantong.
Lalu, bagaimana cara mengakalinya?
Rifai mengatakan, tujuan dan waktu bepergian sangat berpengaruh dengan murah tidaknya harga tiket.
Misalnya saja ketika ingin membeli tiket liburan ke Jepang, membeli tiket pesawat ke Jepang di musim bunga sakura kemungkinannya sangat kecil untuk bisa mendapatkan tiket yang murah.
Baca Juga : Habiskan Ratusan Juta, Irwan Mussry Beri Jam Mewah pada Timnas U-22, Harganya Fantastis!
Selain itu, sangat penting bagi pengguna pesawat untuk membeli tiket jauh-jauh hari.
Sebab, jumlah kursi dengan harga tiket promo masih banyak.
"Dengan adanya fare class gitu kalau belinya semakin mepet, misalkan 2 minggu sebelumnya baru beli ya udah, apalagi kalau pas lebaran," ujar dia.
Mahalnya tarif tiket Lebaran ujar Rifai, memang sudah tidak bisa dihindarkan.
Pasalnya, musim panen untuk maskapai penerbangan hanya terjadi tiga kali di Indonesia, yaitu ketika Lebaran, Natal, dan tahun baru.
"Yang lain, bahkan kalau sudah low season itu sudah balik modal saja sudah seneng banget," ujarnya.
Hal itulah yang kemudian membuat maskapai akan kembali membanting harga tiket untuk menarik minat penumpang.
Menurut dia, saat-saat setelah libur Lebaran merupakan momentum yang tepat untuk mereka yang ingin berlibur dengan tarif murah.
Sementara, jika tarif tiket harian, hari Selasa merupakan hari di mana tiket pesawat dikenakan tarif paling murah dalam satu minggu.
"Kalau hari Senin masih ada orang ramai karena biasanya setelah weekend cuti satu hari baru pulang. Sementara Selasa relatif orang akan less travelling, mulai naik lagi Jumat, Sabtu dan Minggu sudah mulai tinggi," jelas dia.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ingin Tahu Kapan Saja Harga Tiket Pesawat Murah?"
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Maharani Kusuma Daruwati |
Editor | : | Saeful Imam |
KOMENTAR