Li berdalih, ia sengaja kerja keras demi bisa membeli mobil mewah untuk dinaiki bersama sang anak agar dapat memberikan yang terbaik pada putranya yang paling kevil.
Bahkan Li menilai, bila mobilnya membuat orangtua murid lain merasa canggung, maka para orangtua lain itulah yang mungkin bermasalah.
"Jika (melihat orang lain) mengendarai mobil balap saja menyakiti perasaan, mungkin anak-anak Anda terlalu sensitif," tulis Li dalam grup tersebut.
"Selain itu, mengapa saya harus membeli mobil (lagi) hanya untuk memenuhi tuntutan Anda?"
Baca Juga : Tetangga Resah Banyaknya Mobil, Raffi Ahmad Akan Bangun Garasi di Tanah 5 Miliar!
Yang membuat Li akhirnya didepan dari grup WeChat, karena Li melempar pertanyaan, "Ada apa dengan kalian?"
Kisah Li ini sempat sangat disoroti di berbagai media sosial di Tiongkok.
Hal ini menimbulkan pro-kontra dan perdebatan sengit.
Sementara banyak yang setuju Li menaiki mobil untuk memberi yang terbaik untuk anaknya, banyak pula yang mengutuk sikap Li yang dianggap pamer dan berpendapat bahwa hal itu akan menjadikan contoh tentang kesenjangan kekayaan.
Social Bella 2024, Dorong Inovasi dan Transformasi Strategis Industri Kecantikan Indonesia
Source | : | oddity central |
Penulis | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR