Nakita.id - Setiap orangtua pasti ingin memberikan pelayanan dan hal terbaik bagi anak-anaknya, tak terkecuali dalam hal fasilitas.
Oleh karena itu, banyak orangtua yang sengaja memberi atau memakai fasilitas mewah tapi nyaman, demi memberi kenyamanan dan keselamatan bagi anaknya.
Meski ada pula beberapa orang yang memang terbiasa bergaya hidup kelewat mewah.
Sayangnya, tak semua orang dapat menerima kemewahan orang sekitarnya.
Baca Juga : Selain Syahrini, Mantan Kekasih Raffi Ahmad Ini Juga Pernah Dikabarkan Dekat dengan Haji Isam
Bahkan banyak orang yang iri dengan kemewahan yang dimiliki orang lain.
Seperti nasib buruk yang menimpa seorang ayah bernama Li.
Meski menjabat sebagai eksekutif senior di salah satu perusahaan pengembangan di Hangzhou, China, tapi tak membuat dirinya melupakan tugasnya sebagai seorang ayah.
Akhir 2018 lalu, Li dituduh sengaja memamerkan kekayaannya karena mengantar putranya ke sekolah mengendarai mobil sport 488 Ferrari yang harganya mencapai Rp10 miliar.
Sikap Li dinilai sombong oleh orangtua murid lainnya, sampai-sampai, guru dari anak Li menerima laporan dari banyak orangtua murid.
Melansir dari OddityCentral, banyak orangtua yang khawatir akan terjadi perbandingan perlakuakn terhadap anak Li dan anak-anak lainnya di sekolah.
Untuk mencegah perbandingan perlakuan, para orangtua murid memutuskan untuk mengeluarkan Li dari grup chatting WeChat dan melaporkan hal tersebut pada guru di sekolahannya.
Semua orangtua murid juga sengaja menghindari Li karena tidak menyukai sikap Li yang dianggap pamer.
Baca Juga : Niatnya Ngeprank Showroom Mobil, Angela Lee Justru Dapat Mobil Seharga Rp5 Miliar dari Sang Kekasih
Salah satu orangtua murid mengeluh di grup WeChatnya, "Itu (pamer) tidak tepat. Anda tidak boleh pamer, tidak peduli seberapa kaya Anda."
Orangtua lain juga membubuhkan komentar senada, "Itu hanya menjatuhkan anak lain di sekolah. Tidak bisakah kamu menggunakan mobil biasa saja?"
Saat dipanggil ke sekolah, Li mengelak bahwa dirinya disebut pamer.
Ia juga menolak untuk tunduk pada tuntutan guru dan orangtua lain untuk membawa mobil biasa saja.
Li berdalih, ia sengaja kerja keras demi bisa membeli mobil mewah untuk dinaiki bersama sang anak agar dapat memberikan yang terbaik pada putranya yang paling kevil.
Bahkan Li menilai, bila mobilnya membuat orangtua murid lain merasa canggung, maka para orangtua lain itulah yang mungkin bermasalah.
"Jika (melihat orang lain) mengendarai mobil balap saja menyakiti perasaan, mungkin anak-anak Anda terlalu sensitif," tulis Li dalam grup tersebut.
"Selain itu, mengapa saya harus membeli mobil (lagi) hanya untuk memenuhi tuntutan Anda?"
Baca Juga : Tetangga Resah Banyaknya Mobil, Raffi Ahmad Akan Bangun Garasi di Tanah 5 Miliar!
Yang membuat Li akhirnya didepan dari grup WeChat, karena Li melempar pertanyaan, "Ada apa dengan kalian?"
Kisah Li ini sempat sangat disoroti di berbagai media sosial di Tiongkok.
Hal ini menimbulkan pro-kontra dan perdebatan sengit.
Sementara banyak yang setuju Li menaiki mobil untuk memberi yang terbaik untuk anaknya, banyak pula yang mengutuk sikap Li yang dianggap pamer dan berpendapat bahwa hal itu akan menjadikan contoh tentang kesenjangan kekayaan.
Social Bella 2024, Dorong Inovasi dan Transformasi Strategis Industri Kecantikan Indonesia
Source | : | oddity central |
Penulis | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR