"Yang membawa ajaran ini ke Ponorogo atau ke Desa Watu Bonang itu, warga kami, namanya Katimun," tutur Ipong.
Katimun mengatakan kepada warga bahwa kiamat sudah dekat dan para pengikutnya diminta menjual aset yang dimiliki guna bekal di akhirat.
Katimun juga menganjurkan hasil penjualan aset tersebut disetorkan ke pondok.
"Jadi intinya, dia mengatakan kiamat sudah dekat, jamaah diminta menjual aset-aset yang dimiliki untuk bekal di akhirat, atau dibawa dan disetorkan ke pondok.
Baca Juga : Merasa Terhina Disebut 'Bukan Manusia', Atalarik Syah Laporkan Mantan Mertua ke Polisi
Jamaah harus salat lima waktu di masjid," kata Ipong Muchlissoni saat, Rabu (13/3/2019).
Ipong menuturkan, sekitar dua bulan lalu, usai pulang menimba ilmu di Malang, Katimun mendatangi rumah ke rumah, mempengaruhi warga dan menyebarkan ajarannya.
Katimun juga meminta agar warga menyiapkan senjata atau membeli pedang seharga Rp 1 juta.
"Mereka bilang Ramadhan besok ini akan ada huru-hara, perang. Jamaah diminta untuk membeli pedang ke pak kyai, harganya Rp 1juta, yang tidak beli pedang diminta menyiapkan senjata di rumah, dan seterusnya lah," kata Ipong.
Social Bella 2024, Dorong Inovasi dan Transformasi Strategis Industri Kecantikan Indonesia
Source | : | Tribun Jatim |
Penulis | : | Kirana Riyantika |
Editor | : | Amelia Puteri |
KOMENTAR