Nakita.id - DHA dan AA sangat dibutuhkan bagi perkembangan otak anak.
Pada usia sekolah, DHA dan AA sangat membantu anak untuk bisa berprestasi.
Sebagian orang tua mungkin belum memahami apa itu DHA dan AA.
Baca Juga : Benarkah Suplemen DHA Bermanfaat Untuk Perkembangan Otak Anak?
DHA atau docosahexaenoic acid merupakan jenis dari omega-3 yang terkandung pada ikan dan makanan laut.
AA dan DHA dibutuhkan agar tubuh berfungsi secara optimal.
Kedua nutrisi ini sangat baik untuk tumbuh kembang anak, dan juga daya tahan tubuhnya.
Hal ini diunkapkan sendiri oleh Dr. dr. Rini Sekartini, SpA(K) saat membawakan materi di acara Sharing & Fun Discussion komunitas cerita ibu cerdas di Sallo Innyan Restoran, Tebet, Jakarta Selatan.
"Sebenarnya, bayi dapat membentuk sendiri AA dan DHA di dalam tubuhnya di sistem syaraf pusat dan hati di janin maupun bayi," jelasnya.
AA dan DHA dapat dibentuk dari bahan dasar asam linoleat (LA) dan asam alfa linoleat (ALA).
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sendiri, jumlah DHA yang direkomendasikan untuk bayi ialah sekitar 20 mg/kg berat badan bayi.
Baca Juga : Hamil 9 Bulan Puasa: Lengkapi Buka dan Sahur Dengan Makanan Ini
Sedikitnya informasi yang diketahui orang tua tentang pentingnya omega-3 dan DHA, menyebabkan banyak anak-anak mengalami kekurangan asupan nutrisi tersebut.
Menurut data, anak-anak di Indonesia masih kurang mendapatkan asupan DHA dan omega-3 sebagaimana yang dianjurkan oleh WHO.
Tapi Moms, mengonsumsi AA dan DHA secara berlebihan juga berbahaya lho Moms.
"Banyak bahaya yang mengincar Si Kecil jika kita tidak mengkontrol kebutuhan AA dan DHAnya," tambahnya.
Seperti berikut ini, ada beberapa bahaya yang dapat ditimbulkan apabila anak konsumsi AA dan DHA berlebihan :
1. Menurunkan daya tahan tubuh
Menurut dokter spesialis anak, kelebihan AA dan DHA di dalam tubuh janin maupun bayi justru dapat menurunkan daya tahan tubuh (imunitas).
Akibatnya, bayi menjadi lebih mudah terserang penyakit.
2. Penyebab darah menjadi lebih encer
Baca Juga : 3 Hal yang Bisa Mendukung Perkembangan Bayi Usia 11 Bulan, Catat Moms!
Kandungan AA dan DHA yang berlebih juga dapat menyebabkan darah menjadi lebih encer.
Jika hal ini terjadi, anak yang mudah terluka akan mengalami perdarahan yang lebih lama.
3. Menghambat pembentukan AA
Apabila dikonsumsi terus-menerus tentu akan menghasilkan perbandingan yang tidak seimbang antara asupan DHA dan AA.
Perlu orang tua ketahui, tingginya kadar DHA di dalam tubuh justru akan mengurangi kadar AA sendiri karena pembentukan AA menjadi kurang.
4. Terjadinya haemolisis
Baca Juga : Tiru Kebiasaan Hesti Purwadinata Makan Salmon, Banyak Manfaatnya!
Kelebihan DHA selain menghambat AA juga bisa menyebabkan terjadinya haemolisis atau pecahnya sel darah merah.
Oleh sebab itu, perlu diperhatikan kembali pemberian AA dan DHA untuk buah hati.
Kandungan yang seimbang dan sesuai antara DHA dan AA dapat bekerjsama lebih baik dengan makanan yang mengandung zat besi untuk membantu pembentukan otak janin maupun bayi.
jadi Moms, jangan lupa penuhi asupan nutrisi sesuai kebutuhan dan usia anak agar pertumbuhannya tidak terganggu.
Pemberian nutrisi di awal kehidupan akan memberi pelajaran berharga bagi anak dan orang tua.
Penulis | : | Ine Yulita Sari |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR