Saat stres, tubuh memproduksi kortisol dan hormon stres lainnya.
Pelepasan hormon adrenalin dan kortisol lama kelamaan menyebabkan peningkatan detak jantung dan tekanan darah, pernapasan lebih cepat, pelebaran pembuluh darah di lengan dan kaki, dan kadar glukosa darah meningkat.
Perubahan drastis dari kondisi tubuh ibu inilah yang menjadi dasar dugaan para ahli bahwa stres saat hamil tua dapat meningkatkan risiko ibu melahirkan prematur.
Baca Juga : Stres Saat Hamil, Usir dengan 3 Cara Mudah ini!
Tapi ini bukan berarti semua stres pasti akan berujung pada bayi lahir prematur.
Jika stres cepat ditangani, respons tubuh terhadap stres akan menurun dan tubuh akan kembali ke kondisi semula.
Yang jadi masalah adalah ketika kumpulan dari stres-stres biasa ini kita terus pendam dalam hati dan dibiarkan menggerogoti pikiran.
Source | : | verywellfamily.com |
Penulis | : | Ine Yulita Sari |
Editor | : | Saeful Imam |
KOMENTAR