Nakita.id - Aktris cantik Anissa Aziza mulai alami rasa cemas dan stres menghadapi persalinan.
Melalui kanal YouTube suaminya, Anissa Aziza menceritakan apa yang membuatnya cemas dan stres.
Anissa Aziza menuturkan ia mulai memiliki perasaan cemas itu semenjak usia kandungannya tujuh bulan.
"Jadi aku di usia kandungan satu sampai enam bulan itu aku benar-benar tenang, tapi nggak tahu kenapa pas masuk masa usia kandungan tujuh bulan itu aku kayak galau banget, segalau itu yang tidur bisa jam tiga sampai jam setengah empat," ungkap Anissa Aziza seperti dikutip dari Grid.ID.
Baca Juga : I Am an ActiFE Mom, In Control, and Protected
Anissa Aziza mengakui kecemasannya muncul lantaran kondisi bayi yang ada dalam kandungan posisinya sungsang atau melintang (horizontal).
Karena itu, ia pun kepikiran soal melahirkan, apakah ia harus lahiran normal atau melalui bedah caesar.
Stres saat hamil tua memang sering menghampiri banyak Moms.
Tapi hati-hati Moms, stres saat hamil tua dapat menghambat kelancaran persalinan dan mungkin bisa membahayakan keselamatan bayi dan juga Moms.
Saat stres, tubuh memproduksi kortisol dan hormon stres lainnya.
Pelepasan hormon adrenalin dan kortisol lama kelamaan menyebabkan peningkatan detak jantung dan tekanan darah, pernapasan lebih cepat, pelebaran pembuluh darah di lengan dan kaki, dan kadar glukosa darah meningkat.
Perubahan drastis dari kondisi tubuh ibu inilah yang menjadi dasar dugaan para ahli bahwa stres saat hamil tua dapat meningkatkan risiko ibu melahirkan prematur.
Baca Juga : Stres Saat Hamil, Usir dengan 3 Cara Mudah ini!
Tapi ini bukan berarti semua stres pasti akan berujung pada bayi lahir prematur.
Jika stres cepat ditangani, respons tubuh terhadap stres akan menurun dan tubuh akan kembali ke kondisi semula.
Yang jadi masalah adalah ketika kumpulan dari stres-stres biasa ini kita terus pendam dalam hati dan dibiarkan menggerogoti pikiran.
Stres kronis dapat menyebabkan perubahan fungsi jantung dan sistem kekebalan tubuh dalam jangka panjang.
Perubahan yang terus memburuk inilah yang dapat berpotensi terjadinya persalinan prematur sebelum usia kandungan mencapai 37 minggu.
Baca Juga : Terkuak, Wijin Masih Belum Mencintai Gisel, Ramalan Mbah Mijan Benar!
Yang dimaksud stres kronis di sini misalnya berurusan dengan perceraian, kematian orang yang dicintai, menganggur dalam waktu lama, stres berat yang terkait keselamatan kehamilan.
Stres berat dan kronislah yang dapat meningkatkan risiko persalinan prematur.
Penelitian oleh Wadhwa, et al. melaporkan bahwa ibu yang mengalami stres berat saat hamil tua lebih berisiko tinggi untuk melahirkan prematur dan bayinya memiliki berat lahir rendah.
Wadhwa juga mengatakan bahwa beberapa perubahan biologis terjadi ketika ibu stres, termasuk peningkatan hormon stres, dan meningkatkan kemungkinan infeksi rahim.
Baca Juga : Lama Tak Muncul di Layar Kaca, Artis Cantik Intan Nuraini Bagikan Kabar Bahagia!
Janin akan merespon rangsangan stres dari ibu dan menyesuaikan diri terhadap perubahan yang terjadi.
Jadi Moms, jangan sampai stres menghampiri saat sudah mulai hamil tua.
Banyak hal yang bisa kita lakukan agar stres berkurang dan hilang supaya menghindari risiko pada Si Kecil.
POLYTRON Luncurkan Kitchenmate Oven Listrik, Memasak Jadi Makin Mudah dan Praktis
Source | : | verywellfamily.com |
Penulis | : | Ine Yulita Sari |
Editor | : | Saeful Imam |
KOMENTAR