Paparan radiasi sinar UV dapat memecah asam folat.
Padahal, asam folat adalah unsur penting yang dibutuhkan bayi untuk perkembangan sistem saraf yang sehat.
Janin paling rentan terhadap efek negatif radiasi sinar UV selama trimester pertama dan kedua karena otak berkembang pesat pada masa ini.
Periode risiko tertinggi untuk janin adalah selama organogenesis, yaitu dua hingga tujuh minggu setelah pembuahan.
Periode awal (delapan hingga 15 minggu setelah pembuahan) juga dianggap sebagai waktu berisiko tinggi.
Baca Juga : Dibilang Centil oleh Ardi Bakrie, Anak Sulung Nia Ramadhani 'Salahkan' Sang Mama
Sebuah studi menemukan bahwa bayi yang lahir dari wanita di Australia yang terpapar radiasi UV tinggi selama trimester pertama memiliki tingkat multiple sclerosis yang lebih tinggi.
Multiple sclerosis merupakan penyakit yang muncul akibat sistem kekebalan tubuh justru menyerang selaput pelindung saraf dalam otak dan tulang belakang.
Saat hamil, hormon estrogen dalam tubuh juga dapat meningkatkan risiko chloasma atau bintik hitam di kulit saat terkena sinar UV.
Bintik-bintik gelap yang biasanya muncul di dahi dan hidung, mungkin tidak akan memudar setelah kehamilan.
Paparan sinar matahari, terutama yang membuat kulit terasa terbakar dapat meningkatkan risiko kanker kulit (melanoma).
Baca Juga : Berhubungan Intim Selama 5 Jam Nonstop, Wanita Ini Tewas di Ranjang
Source | : | Instagram,Healthline,Nakita |
Penulis | : | Kunthi Kristyani |
Editor | : | Saeful Imam |
KOMENTAR