Nakita.id – Ada sebuah kata-kata dari seorang jurnalis bernama Orge Castellano yang berbunyi, “Instagram provides us with endless distorted versions of what beauty, love, relationships, friendships, and happiness look like in real life.”
Atau dengan kata lain, media sosial khususnya Instagram memberikan gambaran yang menyimpang tentang banyak hal, mulai dari kecantikan, cinta, hubungan, persahabatan, dan kebahagiaan di kehidupan yang sebenarnya.
Salah satu contoh yang sering terjadi di Instagram adalah adanya standar kecantikan.
Standar kecantikan yang ada di masyarakat memang telah menjadi isu yang banyak diperbincangkan, jauh sebelum adanya media sosial Instagram.
Baca Juga : Pantangan Ibu Hamil dengan Hipertensi, 4 Sayuran Ini Harus Dihindari!
Dengan pelan tapi pasti, konsep kulit putih, badan langsing, rambut hitam dan lurus, serta wajah yang mulus menjadi impian bagi banyak perempuan.
Sayangnya, gambaran ideal dari berbagai hal tersebut lambat laun justru menjadi momok yang membuat perempuan rela melakukan apapun untuk menjadi sempurna.
Ditambah lagi, komentar-komentar miring orang lain yang bahkan tidak dikenal, seringkali membuat kita menjadi down dan tidak percaya diri, jika penampilan kita tidak sesuai dengan standar kecantikan yang berlaku di Instagram.
Pernahkah Moms merasa seperti itu?
Berdasarkan riset Sariayu Martha Tilaar pada para penggunanya, hampir 70% perempuan Indonesia mengaku tidak percaya diri menyebut dirinya cantik.
Baca Juga : I Am an ActiFE Mom, In Control, and Protected
ShopTokopedia dan Tasya Farasya Luncurkan Kampanye ‘Semua Jadi Syantik’, Rayakan Kecantikan yang Inklusif
Penulis | : | Ratnaningtyas Winahyu |
Editor | : | David Togatorop |
KOMENTAR