Nakita.id - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) selalu memberikan informasi terbaru terkait cuaca atau kondisi alam yang akan terjadi di suatu tempat.
Tujuannya, agar warga bisa waspada atau bersiap-siap dengan berbagai kemungkinan cuaca yang akan terjadi.
Beberapa waktu lalu BMKG sempat memperingatkan warga Maluku agar lebih waspada terhadap tsunami.
Baca Juga : Luna Maya Angkat Bicara Soal Kedekatannya dengan Faisal Nasimuddin, Konglomerat Malaysia
Pasalnya Maluku menjadi salah satu wilayah yang rawan terjadi tsunami.
“Maluku masuk daerah rawan tsunami. Jadi kepada nelayan dan warga di pesisir pantai agar lebih waspada jika merasakan guncangan yang kuat segera saja lari ke gunung atau ke tempat yang lebih tinggi,” imbau Kepala BMKG Dwikorita Karnawati kepada wartawan di Ambon, Senin (25/3/2019) dilansir dari Kompas.com.
Baca Juga : Bak Hotel Bintang Lima, Intip Mewahnya Rumah Keluarga Liliana Tanoesoedibjo
Menurutnya pula, tsunami yang bisa terjadi di Maluku tak hanya karena adanya gempa bumi yang berkekuatan besar namun juga karena adanya erupsi gunung berapi di dalam laut.
Sedangkan, Maluku banyak terdapat gunung berapi bawah laut yang sewaktu-waktu bisa erupsi.
Dwikorita juga mengimbau agar warga segera menyelamatkan diri ke daratan yang lebih tinggi jika terjadi gempa jangan menunggu peringatan dari MBKG.
Pasalnya, tsunami memiliki kecepatan kurang dari 5 menit untuk menghantam sebuah pesisir.
Setelah imbau tentang tsunami, BMKG mengumumkan bahwa musim kemarau diprediksi terjadi mulai Bulan April.
Baca Juga : Bukannya Bahagia, Pakar Mikro Ekspresi Ungkap Wijin dan Gisel Tampak Tertekan, Ada Apa?
Namun musim kemarau di beberapa wilayah mulai terjadi pada Bulan Mei.
"Kita sudah menyatakan bahwa potensi musim kemarau tahun 2019 ini akan dimulai di bulan April, walaupun sebagian wilayah yang lain akan mulai pada bulan Mei," ujar Indra dalam konferensi pers di kantor Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jakarta Timur, Jumat (29/3/2019).
Kepala Bidang Analisis Variabilitas Iklim, Indra Gustari, mengatakan bahwa beberapa daerah di Indonesia akan mengalami musim kemarau lebih awal, seperti Sumatera bagian utara dan tengah, Nusa Tenggara Barat dan Timur, serta Riau.
Wilayah-wilayah tersebut pula akan mengalami musim kemarau yang lebih kering dibandingkan dengan wilayah lain.
"Jadi di wilayah itulah potensi kebakaran hutan dan lahannya lebih besar karena sifatnya sangat kering. Puncak musim kemaraunya antara Agustus atau September," ungkapnya kemudian.
L'Oreal Bersama Perdoski dan Universitas Indonesia Berikan Pendanaan Penelitian dan Inovasi 'Hair & Skin Research Grant 2024'
Source | : | kompas |
Penulis | : | Riska Yulyana Damayanti |
Editor | : | Saeful Imam |
KOMENTAR