Melansir dari Psychology Today, menurut Gratz & Roemer: 2014, "Banyak bukti yang menunjukkan bahwa sulit secara tepat mengidentifikasi dan memberi label berbagai emosi yang secara teratur."
Akan tetapi, ia menuliskan bahwa untuk mengambil analoginya, bila seseorang mengambil warna hitam terus-menerus, maka yang akan terlihat di dalam diri kita yakni label warna hitam.
Sama halnya dengan pemberian label, bila orangtua kerap melabeli anaknya, maka tingkat emosionalnya juga bergantung pada label pemberian orangtuanya.
Tidak peduli seberapa kompleks emosinya, ia percaya bahwa label yang ia dapat selama ini merupakan gambaran pribadi dirinya.
Baca Juga : #LovingNotLabelling: Cara Tepat Memuji Si Kecil Tanpa Memberi Label
Pelabelan emosi ini pada saatnya akan mengatir emosi yang ia miliki, begitu menurut Vine & Aldao: 2014.
Dengan kata lain, secara tidak sadar, emosi anak dapat dikendalikan dari label yang ia dapat sehari-hari.
Tentu saja di usianya yang masih sangat belia, ia tak dapat mengontrol pemberian label pada dirinya menjadi ke arah negatif, sehingga kesadarannya hanya sebatas menyadari kemarahan dan mendapat respons emosional tentang kecemasan batin yang ia dapatkan.
Kulkas Side by Side New Belleza 4 Pintu dari Polytron, Dirancang Khusus untuk Dukung Tren Gaya Hidup Modern
Source | : | psychology today,mummypages.ie |
Penulis | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR