Nakita.id - Kesulitan terbesar orangtua dalam mengasuh anaknya yakni melakoni #LovingNotLabelling.
Ulah dan tingkah Si Kecil terkadang membuat orangtua secara tak sadar memberikan label pada anaknya.
Label pada anak tak hanya pemberian label dalam bentuk yang buruk, tetapi juga memberi label pada bentuk yang baik, misalnya memuji dengan memberi label pada Si Kecil.
Baca Juga : I Am an ActiFE Mom, In Control, and Protected
Satu dua kali label tersebut tersemat, tentu anak merasa biasa saja dan seolah mendapat peringatan atau pujian.
Akan tetapi bila pemberian label tersebut justru sudah dilakukan secara terus-menerus, akan berdampak buruk bagi kelangsungan hidup anak, bahkan sampai mereka dewasa.
Melansir dari MummyPages.ie, berikut efek positif dan negatif dari memberi label pada anak.
Efek positif
1. Memberi label pada anak dapat membantu anak-anak berkebutuhan khusus untuk mengenal dirinya.
2. Dapat dijadikan acuan untuk mengembangkan pola asuh dah kehidupan anak.
3. Membuat anak mengerti kekurangan dan kelebihan dirinya.
4. Anak mampu mengenali dirinya dan bagaimana ia hendaknya berperilaku.
Efek negatif
1. Meskipun dapat dijadikan sebagai motivasi diri, pelabelan bisa berpengaruh bagi bagaimana orang lain memperlakuakn Si Kecil.
2. Ketika anak mendapat lebel negatif, harapan orang-orang terhadap anak akan turun sehingga anak merasa pesimis dan tidak mau menerima peluang dan risikonya.
Baca Juga : Berikut Daftar Pantangan Makanan Calon Ibu Hamil yang Berisiko Bagi Kesuburan Wanita
3. Setelah Si Kecil merasa memiliki label, ia merasa sulit menghilangkan label tersebut, bahkan banyak kasus anak-anak salah diberi label.
4. Memberi label anak akan berdampak besar pada harga diri karena saat ia merasa sering diberi label, akhirnya mereka mulai memercayai bahwa jati dirinya memang seperti itu adanya.
5. Memberi label pada anak-anak juga dapat memengaruhi cara teman-teman mereka melihat dan memperlakukan mereka.
Selain lima pengaruh negatif tersebut, ternyata memberi label pada anak juga berpengaruh pada kondisi mental dan emosionalnya lho, Moms.
Melansir dari Psychology Today, menurut Gratz & Roemer: 2014, "Banyak bukti yang menunjukkan bahwa sulit secara tepat mengidentifikasi dan memberi label berbagai emosi yang secara teratur."
Akan tetapi, ia menuliskan bahwa untuk mengambil analoginya, bila seseorang mengambil warna hitam terus-menerus, maka yang akan terlihat di dalam diri kita yakni label warna hitam.
Sama halnya dengan pemberian label, bila orangtua kerap melabeli anaknya, maka tingkat emosionalnya juga bergantung pada label pemberian orangtuanya.
Tidak peduli seberapa kompleks emosinya, ia percaya bahwa label yang ia dapat selama ini merupakan gambaran pribadi dirinya.
Baca Juga : #LovingNotLabelling: Cara Tepat Memuji Si Kecil Tanpa Memberi Label
Pelabelan emosi ini pada saatnya akan mengatir emosi yang ia miliki, begitu menurut Vine & Aldao: 2014.
Dengan kata lain, secara tidak sadar, emosi anak dapat dikendalikan dari label yang ia dapat sehari-hari.
Tentu saja di usianya yang masih sangat belia, ia tak dapat mengontrol pemberian label pada dirinya menjadi ke arah negatif, sehingga kesadarannya hanya sebatas menyadari kemarahan dan mendapat respons emosional tentang kecemasan batin yang ia dapatkan.
Kulkas Side by Side New Belleza 4 Pintu dari Polytron, Dirancang Khusus untuk Dukung Tren Gaya Hidup Modern
Source | : | psychology today,mummypages.ie |
Penulis | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR