Nakita.id - Setiap orang tua tentu ingin anaknya tumbuh sehat hingga ia dewasa nanti.
Namun, apabila melihat anak sakit sebagai orang tua pasti kita sangat sedih bahkan jikalau bisa, lebih memilih untuk menggantikan sakit dan derita Si Kecil.
Hal inilah yang dirasakan oleh seorang ibu bernama Vicky Cunningham, dari Lothian Barat, Skotlandia.
Melansir laman thesun.co.uk, wanita berusia 34 tahun itu diketahui melahirkan bayi perempuan yang diberi nama Mirryn Cunningham, di usia kehamilan 31 minggu.
Meski awalnya sang anak harus dirawat di rumah sakit selama dua bulan di unit perawatan khusus karena penyakit kuning, tetapi Mirryn tumbuh dan berkembang menjadi bayi yang sehat.
Baca Juga : Berikan yang Terbaik, Bahan Alami Harus Jadi Pilihan Utama Agar Bayi Terlindungi
"Ia berkembang secara normal. Ia akan berdeguk dan tersenyum. Ia benar-benar cantik dan memiliki kepribadian yang semakin berkembang," ungkap Vicky kepada Fabulous Digital dilansir dari thesun.co.uk.
Akan tetapi, sekitar 10 bulan kemudian, Vicky mulai menyadari ada sesuatu yang salah pada putrinya.
"Ia tidak lagi mencengkeram dengan benar. Ia tampaknya melemah secara umum dan saya secara naluriah tahu ada sesuatu yang tidak beres," katanya.
Vicky pun akhirnya membawa Mirryn ke rumah sakit terdekat, hingga ia dirujuk ke Rumah Sakit St John.
Dokter mendiagnosis Mirryn menderita penyakit Batten atau (Batten disease).
Penyakit Batten adalah penyakit yang sangat langka di mana sel tidak dapat beregenerasi.
Secara bertahap, anak-anak kehilangan keterampilan yang telah mereka pelajari saat otak mereka hancur.
Vicky mengatakan, hal itu menjadi pukulan terberat untuknya.
"Sangat memilukan untuk melihatnya. Ia seharusnya memulai banyak hal, tetapi saya tahu itu tidak akan pernah terjadi. Ada begitu banyak dari dirinya yang akan hilang," paparnya.
Menurut Vicky, hal ini bermula ketika ia mulai menyadari ada sesuatu yang salah dengan bayi perempuannya itu sejak dini.
"Padahal sebagai bayi yang sangat kecil ia normal, tetapi ia tidak pernah mencoba memegang tanganku ketika ia bertambah dewasa," katanya.
"Ia tidak ingin mengambil barang-barang - sepertinya ia kehilangan keterampilan motoriknya," tambahnya.
Sekitar satu tahun, Vicky akhirnya mengikuti permintaan ibunya agar Mirryn melakukan pemeriksaan MRI.
Dari hasil menunjukkan ada beberapa penurunan myelin di otak, zat berlemak yang terbentuk di sistem saraf pusat.
Mirryn pun diperbolehkan pulang oleh dokter dengan diagnosis mielinisasi.
Sayangnya, pada bulan November tahun lalu, kondisi Mirryn memburuk.
"Beberapa minggu kemudian, ia secara fisik tidak dapat melakukannya. Ia tidak lagi berceloteh dan kondisinya mulai menurun pada tingkat yang mengkhawatirkan," jelasnya.
Pemindaian MRI lain pun kembali dilakukan, dan menunjukkan perubahan besar dengan hampir setengah otaknya habis.
Didiagnosis penyakit Batten, Mirryn dirawat oleh tim spesialis termasuk sejumlah perawatan di Rumah Sakit Anak Great Ormond Street.
Tidak banyak pengobatan yang bisa dilakukan untuk mengobati penyakit Batten.
Bahkan, sejak saat itu kondisi sang anak semakin memburuk dari hari ke hari.
"Sangat memprihatinkan untuk melihatnya," kata Vicky.
"Ia telah kehilangan kontak mata, tidak bisa berinteraksi, dan ia tidak bisa menelan," jelasnya lagi.
"Ia sangat berbeda dengan gadis kecil yang dulu sangat bahagia. Saya tidak pernah membayangkan ini bisa terjadi. Ini bukan bentuk penyakit yang diturunkan - tetapi hanya nasib buruk," ungkapnya.
Vicky mengakui, putrinya itu bisa mati kapan saja.
"Bisa jadi hari ini, bisa besok, bisa dalam enam minggu," katanya.
Kondisi ini pula menghalangi impian Mirryn untuk pergi ke Disneyland, sehingga Vicky berinisiatif ingin mengatur pesta Disney di rumahnya sendiri.
Ia pun telah melakukan penggalangan dana untuk mengumpulkan uang membeli 'P Pod', yaitu kursi yang membantu melindungi postur tubuh putrinya.
"Mirryn benar-benar tidak mampu menopang dirinya sendiri dan membutuhkan kursi ini untuk membantunya menemukan posisi yang cocok untuk memungkinkannya bernapas dan merasa nyaman," katanya.
Sementara itu, menurut Institut Nasional Gangguan Neurologis dan Stroke Amerika Serikat mengatakan, anak yang menderita penyakit Batten biasanya menunjukkan gejala lebih awal dari usia satu tahun.
Adapun gejala umum penyakit Batten diantaranya termasuk kehilangan penglihatan, kejang, keterlambatan dan pada akhirnya kehilangan keterampilan yang diperoleh sebelumnya, demensia, dan gerakan abnormal.
Wapres Gibran Minta Sistem PPDB Zonasi Dihapuskan, Mendikdasmen Beri Jawaban 'Bulan Februari'
Source | : | thesun.co.uk |
Penulis | : | Poetri Hanzani |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR