Nakita.id – Maksud hati ingin mengajar kemandirian, tapi si kecil malah gagal bertanggung jawab.
Moms dan Dads perlu waspada dengan lima ha ini.
Karena, beberapa kebiasaan yang membuat orangtua secara tidak sengaja menempatkan kewenangan mereka di tangan anak.
Berikut adalah beberapa contoh yang harus Moms dan Dads waspadai sebelum membuat anak lebih berkuasa daripada orangtuanya.
Baca Juga : Ajarkan Anak Menjadi Mandiri Penting Moms, Yuk Coba Ikuti Tips Ini
Disiplin tidak serta merta berwujud anak yang mengikuti aturan.
Namun, disiplin juga harus ditunjukkan oleh orangtua dengan cara mengingat aturan dan hukuman yang sudah disepakati.
Harus dicatat bahwa kekompakan Moms dan Dads dalam membuat aturan adalah hal paling utama untuk mengajarkan anak soal disiplin.
Anak dapat meremehkan aturan yang telah dibuat jika Dads bersikap permisif dan Moms menunjukkan otoriter, atau sebaliknya.
Artinya, orangtua harus konsisten dengan aturan yang telah dibuat.
Begitu pun dengan aturan yang dibuat.
Jika orangtua membuat terlalu banyak aturan untuk anak, maka kedua belah pihak akan rentan lupa dengan sederet aturan tersebut dan berakhir dengan banyaknya pelanggaran.
Di sisi lain, disiplin pun tidak berarti membuat aturan dengan ancaman.
Sebaiknya, hukuman dibuat dengan melihat terlebih dulu pelanggaran yang dilakukan oleh anak.
Larangan untuk menangis di saat mereka kesal adalah hal yang tidak adil untuk anak.
Alasannya, mereka sama saja dengan dipaksa untuk menahan emosi mereka. Padahal, sejak masa kanak-kanak, seseorang harus mulai memahami dan mengetahui cara menangani emosinya.
Namun tidak berarti anak dapat menggunakan tangisan untuk menaklukkan orangtua untuk mendapatkan apa yang dia inginkan.
Sebagai orangtua, Moms dan Dads tidak bisa selalu menuruti keinginan anak.
Orangtua harus membiarkan mereka menangis untuk mendapatkan pelajaran tentang hidup.
Baca Juga : Contek Pola Asuh Orang Jepang, Si Kecil Tumbuh Jadi Anak yang Mandiri
Salah satu modus anak untuk menunjukkan kekuasaannya adalah dengan mencoba bernegosiasi di saat diminta mengerjakan kewajibannya.
Sebut saja ketika anak mengatakan akan membersihkan kamar setelah dia selesai bermain.
Jika sering dituruti, aksi seperti ini dapat memicu anak merasa lebih memegang kendali di dalam rumah.
Mengajarkan anak bertanggung jawab sejak dini adalah bekal hidup yang sangat penting.
Tetapi ketika Dads atau Moms gagal untuk bersikap tegas dan membuat anak abai dengan tanggung jawab mereka, maka saat itulah orangtua menyerahkan kekuasaan kepada anak.
Misalnya ketika Moms membereskan mainan karena anaknya asyik menonton televisi.
Posisi seperti ini sama dengan membiarkan anak tumbuh dengan karakter yang tak bertanggung jawab.
Menggerutu di belakang, menyuruh, menendang, memukul, ataupun menunjukkan marah dengan mendiamkan orangtua adalah sederet hal tidak sopan yang sering dilakukan anak-anak.
Ketika Dads atau Moms membiarkan anak melakukan hal-hal tersebut, artinya sama dengan menyerahkan hak sebagai orangtua.
Akibatnya, anak merasa lebih berkuasa daripada orangtuanya. (Megiza)
Social Bella 2024, Dorong Inovasi dan Transformasi Strategis Industri Kecantikan Indonesia
Penulis | : | Bayu Probo |
Editor | : | Bayu Probo |
KOMENTAR