Nakita.id - Orang-orang biasa berpikir bahwa bullying biasa terjadi di sekolah pada anak-anak atau di tempat kerja.
Tanpa disadari, bisa jadi kita juga adalah seorang bully bagi orang lain.
Menurut Suzie Hayman, seorang konselor dari Inggris, sangat sulit untuk mengetahui apakah kita seorang pembully.
Pada dasarnya, tidak ada pengertian formal mengenai apa itu bullying.
Tapi, para ahli bersepakat bahwa biasanya bullying diartikan sebagai perilaku yang terjadi berulang-ulang dan menyakiti orang lain.
Bentuk bullying bisa bermacam-macam, bisa secara emosional atau fisik, secara langsung ataupun melalui media online, ataupun gabungan semuanya.
Baca Juga : Berikan yang Terbaik, Bahan Alami Harus Jadi Pilihan Utama Agar Bayi Terlindungi
Seorang psikolog asal Amerika Serikat sekaligus mantan direktur Kravis Leadership Institute dari Claremont McKenna College, Ronald Riggio menjelaskan ada banyak tanda seseorang adalah pelaku bullying.
Menurutnya, berikut adalah tanda kalau kita sering mem-bully.
Memanggil nama dengan ejekan atau hinaan.
Hal ini pasti sering terjadi disekitar kita.
Misalnya seperti memanggil orang lain dengan makna yang negatif, contohnya “Si Bodoh” atau “Si Bantet”.
Merendahkan orang lain.
Ejekan di sini lebih kepada perkatan atau perilaku menujukkan superioritas dan menganggap rendah orang lain.
Misalnya, “Memangnya kamu bakal ngapain kalau saya melakukan ini?”.
Perilaku over-control.
Seorang bully pasti berusaha keras untuk mengendalikan dan menekan korbannya supaya tidak bisa bebas.
Kita mungkin mengkritik orang tersebut terus menerus.
Misalnya perkataan seperti, “Masa begitu saja tidak bisa? Tidak pernah diajari orangtuamu, ya?”
Baca Juga : #LovingNotLabelling: Jika Tak Ingin Menyakiti Anak, Jangan Katakan Ini pada Anak Saat Moms Marah!
Atau sengaja menyuruh korban bullying melakukan hal-hal yang tidak dikuasainya supaya si korban terlihat payah.
Menjelekkan orang lain.
Moms termasuk sedang membully orang lain jika menjelekkannya di depan orang lain dengan cara negatif.
Tanpa disadari, sepertinya hal ini cukup sering terjadi.
Suzie Hayman berpendapat sangat mungkin orang-orang mendapatkan bully dari bosnya di tempat kerja dan melakukan hal yang sama ketika berada di rumah kepada keluarganya.
Baca Juga : #LovingNotLabelling 5 Tips Untuk Orangtua Agar Berhenti Melabeli Anak
Hal ini yang biasa kita sebut sebagai pelampiasan.
Atau waktu masih kecil dulu, Moms sering dibully sehingga ketika sudah kuliah atau kerja, kita cenderung melakukan bullying karena merasa hal itu lumrah.
Jika ini berlanjut, maka akan terjadi siklus yang tak akan pernah berhenti.
Bullying akan terus terjadi dan akan ada semakin banyak orang yang terluka.
Maka dari itu, hentikan siklusnya dan jangan memperbanyak bully yang keji.
Source | : | psychologytoday.com |
Penulis | : | Ine Yulita Sari |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR