Baca Juga : Pemotretan Bareng Adik Ipar, Nagita Slavina Dipuji Cantik Natural Hingga Awet Muda, Lihat deh!
Lalu, supaya energi yang dihasilkan setelah buka puasa terjaga, Prof Made menyarankan untuk menyelipkan makanan dengan glikemiks indeks rendah.
Glikemiks indeks (GI) merupakan angka (0-100) pada makanan yang berkabohidrat berdasarkan kenaikan gula darah sesaat setelah kita mengonsumsi makanan itu.
“Selingi dengan makanan low GI. Sebab, penguraian dan diserap jadi gula darah ke tubuh lebih lambat. Sehingga rasa lapar bisa ditahan dan kenyangnya lebih lama,” ucapnya.
“Semua buah-buahan dan kacang-kacangan utuh dianjurkan. Kecuali semangka yang tingkat GI-nya tinggi, di kisaran 70. Lalu, kedelai itu bagus soalnya angka GI rendah cuma 15,” imbuhnya.
Baca Juga : Menu Berbuka Puasa yang Sehat: Salad Mengenyangkan, Cocok Untuk Diet!
Makanan dikatakan GI rendah jika ada di angka kurang dari 55, sedangkat tingkat GI menengah pada angka 55-69.
Terakhir, tingkat GI tinggi pada angka lebih dari 70.
Pengetahuan ini juga bisa diaplikasikan untuk santap sahur.
Baca Juga : Belanja Kaftan Lebaran Murah Mulai 50 Ribu Rupiah di ITC Kuningan
Supaya kita kenyang lebih lama dan energi terjaga, sahur tetap harus diimbangi dengan cemilan dengan GI rendah.
“Seperti makan biasa, diawali makan berat padatan kayak nasi dan lauknya. Tapi tetap diakhiri dengan snack yang low GI,” katanya.
Baca Juga : Syahrini Pamer Kondisi Terbaru Kaki Cidera, Kaus Oblong yang Dipakai Justru Curi Perhatian
Wapres Gibran Minta Sistem PPDB Zonasi Dihapuskan, Mendikdasmen Beri Jawaban 'Bulan Februari'
Source | : | Kompas |
Penulis | : | Nita Febriani |
Editor | : | Nita Febriani |
KOMENTAR