Nakita.id - Moms tentu mengetahui pentingnya sarapan sebelum Si Kecil berangkat sekolah.
Penting bagi Si Kecil untuk mendapatkan asupan nutrisi cukup di awal hari, di mana tubuh pertama kali mendapatkan energi untuk beraktivitas.
Tentunya aktivitas Si Kecil di sekolah membutuhkan energi, apalagi ia tak hanya duduk, melainkan juga bermain bersama temannya.
Baca Juga : Berikan yang Terbaik, Bahan Alami Harus Jadi Pilihan Utama Agar Bayi Terlindungi
Bisa saja Si Kecil malah lesu jika ia tak sempat makan sebelum berangkat sekolah, dan kegiatannya di sekolah menjadi tak optimal.
Sayangnya situasi ini ternyata masih dialami oleh anak-anak di Jakarta dan Banten.
Kamis (2/5/2019) di Kemang, Jakarta Selatan, Foodbank of Indonesia (FOI) memaparkan fakta mengejutkan yang mereka temukan.
Setelah melakukan observasi, sekitar 40-50% anak yang mengenyam pendidikan PAUD berangkat sekolah dalam keadaan lapar.
Baca Juga : Biasa Dijadikan Sarapan, Ternyata Makanan Ini Bisa Basmi Komedo Moms!
Perut yang lapar dapat mengakibatkan menurunnya konsentrasi anak saat belajar.
Bahkan ia bisa jadi lebih sulit menerima materi pembelajaran, malas, lesu, gelisah, dan lebih emosional.
Lebih jauh, kelaparan saat beraktivitas sehari-hari juga meningkatkan risiko anemia.
Di sisi lain, makanan yang terbuang di Indonesia jumlahnya cukup banyak.
Berdasarkan data dari The Global FoodBanking Network (GFN), ada 1,3 juta ton makanan matang yang terbuang sia-sia setiap tahunnya.
Pendiri FOI, Hendro Utomo, mengungkap Indonesia masuk sebagai salah satu dari urutan lima teratas negara dengan jumlah makanan terbuang percuma.
"Indonesia urutan kedua atau tiga negara terbanyak membuang makanan di dunia," ujar Hendro, dalam acara penandatanganan memorandum of understanding (MoU) FOI dengan Y Waste.
Oleh karena itu, FOI berusaha memberikan solusi atas kesenjangan ini, yakni dengan menggandeng platform aplikasi bank makanan asal Australia, Y Waste.
Kerja sama ini dimaksudkan untuk menyalurkan makanan berlebih yang berisiko terbuang ke tangan yang tepat dan lebih cepat.
Terutama bagi anak-anak usia sekolah tadi, diharapkan kerja sama keduanya bisa membantu mereka mendapat nutrisi tepat sebelum berangkat sekolah.
"Aplikasi ini diluncurkan dengan harapan bisa mengurangi makanan terbuang hingga 40 persen, dan dapat membantu dunia usaha bidang pangan untuk lebih bijak mengelola makanan berlebih yang berpotensi terbuang," jelas pendiri Y Waste Australia, Ian Price.
Adanya kolaborasi teknologi dalam pengelolaan makanan berlebih dapat menjadi solusi alternatif mempermudah akses pangan.
"Aplikasi Y Waste ini diharapkan dapat menjadi solusi alternatif bagi upaya kita membantu masyarakat mendapatkan akses pangan," lanjut Hendro.
Presiden Y Waste Indonesia, Esti Puji Lestari, menjelaskan sistem Y Waste diharapkan mempermudah pendataan makanan berlebih.
Esti juga menjelaskan secara singkat penggunaan aplikasi Y Waste yang dapat digunakan melalui smartphone.
Nantinya FOI memberi kode bagi keluarga yang membutuhkan, lalu bisa mencari restoran terdekat yang terdaftar sebagai donor FOI.
Jika restoran, hotel, atau kafe tersebut memiliki makanan berlebih, pengguna kode dari FOI dapat mengklaim dan langsung mengambil makanan tersebut.
Baca Juga : Ingin Tampil Lebih Muda dan Cantik? Rahasianya dari Warna Baju, Yuk Coba Kenakan Warna-warna Ini!
Saat ini Y Waste Indonesia telah bekerja sama dengan tiga restoran di Jakarta, masing-masing akan menyediakan sepuluh porsi makanan yang bisa diklaim melalui aplikasi.
Hendro juga menjamin FOI memberikan kode pada mereka yang benar-benar membutuhkan, karena sebelumnya dilakukan riset oleh sukarelawan setempat.
Penandatanganan nota kesepahaman ini pun menjadi momen soft launching aplikasi Y Waste Indonesia, yang diharapkan bisa lebih banyak merangkul donor maupun donatur.
Penulis | : | Anisa Annan |
Editor | : | Saeful Imam |
KOMENTAR