Nakita.id - Setiap anak pasti memiliki sifat masing-masing.
Ada yang memang tak bisa diam dan selalu melakukan berbagai aktivitas.
Ada yang senang berdiam diri dan cenderung untuk tidak melakukan berbagai hal.
Baca Juga : Hanya #5MenitAja, Moms Bisa Buat Resep Sarapan Enak yang Mampu Pangkas Berat Badan
Akan tetapi, jangan pernah sekali-kali melabel Si Kecil dengan sebutan 'malas'!
Label malas tak hanya dapat berdampak pada psikologis Si Kecil, tetapi juga berdampak pada kehidupan sosialnya.
Ini karena bila orangtua menyebut anaknya malas, otomatis banyak orang di sekitar meyakini si anak memang benar-benar malas.
Baca Juga : #LovingNotLabelling: Terlalu Sering Memuji Si Kecil Membuatnya Kerap Melakukan Kebohongan
Sehingga ia memiliki risiko dan pengaruh dari kehidupan sosialnya.
Lebih dari itu, bila ia merasa dirinya benar-benar dianggap malas oleh lingkungan sekitar, ia akan merasa frustasi, tidak sabar, dan bahkan minder karena membanding-bandingkan dirinya dengan anak lain seusianya.
Jangka panjangnya, Si Kecil tentu mengalami cedera secara psikis.
Melansir dari Psychology Today, seperti yang ditulis oleh Carl E Pickhardt Ph.D, malas bisa saja memiliki makna yang baik bila dilihat dari pengecualian dan bukan aturan.
Artinya, malas bisa diterima dan tidak diterima dalam hal itu.
Baca Juga : #LovingNotLabelling: Memberi Label pada Anak Membuatnya Menjadi Pribadi yang Mudah Marah
Berbeda dengan label malas yang diperlakukan sebagai aturan, maka nilai kerja individu yang mendapat label tersebut cenderung menjadi pertanyaan dan pertimbangan.
Bahkan, di Amerika Serikat, label malas sangat memengaruhi di mana nanti Si Kecil akan bernaung, mulai dari sekolah hingga pekerjaan.
Bila pihak sekolah yang akan menerima mengetahui anak tersebut mendapat label malas oleh orangtuanya dan mendengarnya, tentu ia akan sangat dipertimbangakn untuk dapat bersekolah di situ.
Baca Juga : #LovingNotLabelling: Cara Tepat Memuji Si Kecil Tanpa Memberi Label
Ini karena istilah dan label malas mampu dengan kuat mengaktifkan prasangka kuno terhadap sikap malas yang benar-benar dimiliki.
Dalam hal ini, tak hanya orangtua yang akan dirugikan, masa depan anak tentu akan terancam.
Anak yang kerap mendapat label baik negatif maupun positif dari orangtuanya khususnya, ia dinilai bergantung pada orangtua dan bergantung pada banyak orang di sekitarnya.
Sehingga banyak negara maju yang memulai pendidikan dari orangtua untuk melakukan kampanye sekelas #lovingnotlabelling, agar orangtua menghindari pemberian label pada Si Kecil.
Pentingnya Penanganan yang Tepat, RSIA Bunda Jakarta Miliki Perawatan Khusus untuk Bayi Prematur
Source | : | psychology today |
Penulis | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR