Nakita.id - Ada kabar yang kurang nyaman dialami oleh pemusik sekaligus selebriti Anji.
Pria bernama lengkap Erdian Aji Prihartanto itu merasa sedih karena anaknya didiagnosis alami autisme.
Ya, anak bungsunya buah perkawinan dengan Wina Natalia, Sigra divonis menderita Autism Spectrum Disorder (ASD).
Sigra divonis ASD saat Anji sedang berada di luar kota.
"Saat itu saya sedang dbekerja di luar kota. Saya lalu memandangi koleksi foto dan video @sigraumarnarada yang ada di ponsel," tulis Anji di keterangan akun Instagram-nya.
Ia bahkan sempat bertanya-tanya pada dirinya sendiri, mengapa harus anaknya yang mengalami hal tersebut.
Baca Juga : Tahu Anaknya Menderita Autism Spectrum Disorder, Anji Tak Kuasa Tahan Tangis
Sejatinya, gangguan autisme sangat luas.
Tidak usah heran, gangguan ini kerap dinamakan dengan spektrum atau Gangguan Spektrum Autisme (GSA).
Menurut dr Tjhin Wiguna, SpKJ, GSA sendiri suatu gangguan perkembangan pada anak yang berat dan kompleks.
Istilah ‘spektrum’ digunakan untuk menggambarkan kondisi GSA yang mempunyai rentang gejala serta ketidakmampuan yang sangat bervariasi.
Ada yang alami GSA ringan sehingga terlihat ada beberapa gejala yang muncul, tapi ada juga yang sangat berat sehingga mempengaruhi rutinitasnya.
Autisme merupakan penyakit gangguan perkembangan otak yang berkelanjutan dan menetap. Nama autisme berasal dari kata "autos" dalam bahasa Yunani yang berarti "sendiri".
Istilah autisme dipakai oleh Paul Eugen Bleuler, psikiater asal Swiss (1857–1939) untuk menggambarkan kondisi melarikan diri dari realitas.
Baca Juga : Disney Indonesia Gandeng Isyana Sarasvati dan Gamaliel Bawakan Versi Baru
Biasanya, autisme baru terdeteksi saat anak berusia batita, alias tiga tahun.
Padahal, gangguan ini sejatinya bisa dikenali sejak bayi.
Mengenali gejala autisme sejak dini akan lebih memudahkan kita dalam menanganinya.
Berikut ciri-ciri peyandang autisme yang dapat dikenali sejak bayi:
1. Bayi Usia tiga bulan
Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat, bayi penyandang autisme mungkin menunjukkan tanda-tanda berikut ketika usia tiga bulan:
- Tidak tersenyum pada orang.
- Tidak menanggapi suara keras dan tiba-tiba.
- Tidak berupaya untuk berbicara.
- Tidak bereaksi terhadap wajah-wajah baru.
- Mengalami kesulitan memegang atau menggenggam benda.
- Tidak mengikuti obyek yang bergerak dengan matanya.
2. Bayi Usia tujuh bulan
Gejala autisme yang paling umum diamati pada sekitar usia tujuh bulan, sebagai berikut:
- Tidak menunjukkan kasih sayang terhadap orangtuanya.
- Tidak tertawa, tersenyum, atau membuat suara.
- Tidak menengok untuk melihat orang yang sedang berbicara padanya.
- Tidak mencoba untuk menjangkau objek.
- Tidak mencoba untuk menarik perhatian Mama ke arahnya dengan tindakan tertentu.
- Jarang menunjukkan minat dalam kegiatan permainan.
- Tidak merespons setiap ada suatu tindakan yang mendadak.
3. Bayi Usia 12 bulan
Jika bayi mengidap autisme, dia mungkin akan menampilkan tanda-tanda dan gejala berikut:
- Tidak membuat upaya untuk berbicara atau menggunakan kata-kata tunggal.
- Jarang merangkak.
- Tidak berdiri bahkan ketika didukung.
- Tidak menunjukkan ekspresi saat menemukan benda menarik.
- Tidak melompat, melambai, ataupun menggeleng.
"Orangtua harus berbesar hati dan jangan berlarut-larut dalam kesedihan, karena anak ini menunggu. Jangan biarkan anak-anak menunggu, ikhlaskan hatimu, Mam, percayalah ini hadiah yang diberikan Tuhan untukmu. Bila orangtua sudah bisa mengatasi dirinya maka perlahan-lahan orangtua dapat menerima dan tidak terus bertanya dalam hati 'Kenapa harus saya',” kata Dra. Retno Dewanti Purba, MPsi, di Female Radio Lounge, Jakarta Selatan, beberapa waktu lalu.
Bila orangtua belum mampu menerima kondisi anak sebagai penyandang autisme, hal ini akan semakin menyulitkan. Mama akan selalu mempertanyakan kapan waktunya orangtua merasa bahagia dan melihat anaknya mandiri. Namun menurut Retno, sekarang lah waktunya. "Sekarang, Mam, bangkitlah. Anak itu menunggumu," katanya.
Yang terpenting, orangtua juga perlu mengetahui bahwa kini ada banyak terapi untuk menangani anak-anak autisme. Salah satunya terapi okupasi, yang membantu penyandang autisme mengembangkan ketrampilan berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang lain. Juga mengembangkan minat, aktivitas, dan bermain yang serba terbatas.
Penulis | : | Saeful Imam |
Editor | : | Saeful Imam |
KOMENTAR