Nakita.id – Sempat pisah ranjang, kini rumah tangga Evi Masamba dan suaminya, Arif Hajrianto telah kembali akur.
Mengutip dari grid.id, Evi Masamba mengatakan bahwa konflik tersebut disebabkan bawaan dari hamilnya.
"Biasa bawaan hamil. Kemarin Arif dan aku sedikit ada slek unfollow segala macem, ternyata itu bawaan hamil Evi. Karena dia belum tahu belum ngerti, Evi pun juga sama," ujar Evi saat dijumpai di kawasan Jakarta Selatan.
Sejak kejadian itu juga, Evi dan Arif pun bertekad untuk lebih memikirkan kondisi bayi yang tengah dikandung Evi.
Baca Juga : Berikan yang Terbaik, Bahan Alami Harus Jadi Pilihan Utama Agar Bayi Terlindungi
"Sekarang aku mikirnya buat anak aku aja ya, karena kalau aku ikutin ego aku dan dia seperti itu kasian baby-nya aku gitu, kemarin kita sudah intropeksi diri dengan kejadian kemarin, itu pengalaman buat aku dan dia," sambungnya.
Bawaan hamil yang dirasakan oleh Evi dapat dikatakan suatu hal yang normal.
Kehamilan memang membuat wanita hamil secara emosional lebih rentan terhadap perasaan marah, stres, dan kecemasan.
Meskipun begitu, tentu kemarahan yang terus-menerus tidak lah baik.
Baca Juga : Olla Ramlan dan Suaminya Hanya Minum Air Putih Saat Sahur, Seperti Ini Efeknya untuk Tubuh
Melansir dari laman parenting.firstcry.com, ketika seorang wanita hamil mengalami kemarahan, hal tersebut dapat mengakibatkan perubahan biologis dan fisiologis seperti peningkatan tekanan darah dan detak jantung.
TIdak hanya itu, kadar hormon seperti epinefrin dan adrenalin juga otomatis akan meningkat dan berakibat pada penyempitan pembuluh darah.
Penyempitan pembuluh darah ini nantinya akan berdampak pada kurangnya suplai oksigen dan darah ke janin yang terbukti berbahaya bagi pertumbuhan bayi.
Menurut beberapa penelitian, kemarahan yang berkepanjangan atau ekstrem selama kehamilan dapat menyebabkan kesulitan pada bayi yang belum lahir serta menyebabkan komplikasi tertentu selama kehamilan, dan bahkan persalinan, seperti:
- Anak lahir dengan berat badan rendah
- Anak lahir prematur
- Bayi menjadi lebih rentan terhadap iritabilitas dan depresi
- Peluang anak menjadi hiperaktif lebih tinggi
- Kemampuan kognitif terbatas
Baca Juga : Hamil Tua, Istri Chef Arnold Ditanya Kapan Keguguran, Seberapa Besar Risiko Keguguran Saat Hamil Tua?
Tidak berhenti sampai di situ, kemarahan jangka panjang yang dialami wanita juga dapat berujung pada terjadinya berbagai penyakit seperti tekanan darah tinggi, asma, sakit kepala, masalah pencernaan, sampai depresi.
Ikatan ibu dan bayi selama sembilan bulan yang begitu erat, membuat bayi bisa merasakan semua yang dialami ibunya termasuk kemarahan.
Baca Juga : Hamil Anak Ketiga Ayu Dewi Rutin Makan Buah, Ini Daftar Buah yang Bagus Dikonsumsi Bumil
Jika kemarahan selama kehamilan tidak segera ditangani tentu hal tersebut dapat merusak kehamilan dan kesehatan ibu serta calon bayi.
Maka dari itu, penting bagi wanita hamil untuk tetap berpikiran positif dan tenang, serta tidak membiarkan berbagai emosi membanjiri mereka dengan cara apa pun.
Source | : | Grid.id,parenting.firstcry.com |
Penulis | : | Ratnaningtyas Winahyu |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR