Nakita.id - Rabu (22/5/2019) malam, ustza kondang Arifin Ilham mengembuskan napas terakhirnya.
Ustaz Arifin Ilham meninggal dunia setelah melawan penyakit yang dideritanya.
Selama beberapa waktu terakhir, sang ustza dikabarkan menderita kanker nasofaring.
Baca Juga: Kondisinya Sempat Stabil, Akhirnya Ustaz Arifin Ilham Meninggal Dunia
Kabar duka ini dikabarkan oleh anak laki-lakinya, Alvin melalui akun Instagram pribadinya.
"innalillahiwainnailaihirojiun
Telah wafat Abi kami tercinta Abi @kh_m_arifin_ilham .
Semoga Allah terima amal ibadahnya, diampuni semua dosanya, dimasukkan ke surganya Allah swt, aamiin," tulis sang anak dalam caption-nya.
Sang anak juga memberitahukan bahwa Ustaz Arifin akan segera dipulangkan ke Indonesia dan dimakamkan di komplek pesantren Azzikra Gunug Sindur Bogor.
Penyakit memang tak ada yang tahu kapan akan menyerang dan juga pergi.
Seperti halnya kanker nasofaring yang menjadi penyebab meninggalnya Ustaz Arifin Ilham.
Namun, kanker nasofaring ini agaknya kurang familiar di telinga masyarakat Indonesia.
Padahal, menurut berbagai penelitian para ahli di luar negeri, berbagai jenis kanker termasuk kanker nasofaring dapat diprediksi berapa lama kanker tersebut membuat si penderita bertahan.
Tentu ini dapat dilihat beberapa lama setelah penderita didiagnosis.
Pada dasarnya, penderita memang tak bisa mengetahui pasti berapa lama ia akan hidup, tapi mereka dapat mengupayakan dan memiliki pemahaman yang lebih baik tentang seberapa besar kemungkinan ia dapat bertahan hidup.
Melansir dari Cancer.org, angka bertahan hidup bagi penderita kanker artinya perkiraan berdasarkan hasil dari sejumlah orang yang menderita kanker yang sama sebelumnya.
Pada data statistik, tentu tak dijelaskan secara pasti berapa besar angka pastinya, namun angka tersebut dapat dijadikan acuan.
Baca Juga: Kesetiaan SBY Dampingi Ani Yudhoyono Jalani Perawatan Kanker Tuai Pujian, Warganet:
Bagi penderita kanker nasofaring, tingkat kelangsungan hidupnya relatif bisa dibandingkan dengan stadium kanker pada orang-orang atau penderita secara keseluruhan.
Misalnya, tingkat kelangsungan hidup dikatakan 5 tahun untuk stadium spesifik kanker nasofaring adalah 80 persen penderitanya, artinya bahwa orang yang menderita kanker nasofaring rata-rata sekitar 80 persen kemungkinan dapat hidup setidaknya 5 tahun lagi setelah didiagnosis.
Bukan tanpa data, angka tersebut didapatkan oleh American Cancer Society berdasarkan database SEER yang dikelola oleh National Cancer Institute (NCI) yang menyediakan statistik tentang kelangsungan hidup berbagai jenis kanker.
Di Amerika Serikat, SIER melacak tingkat kelangsungan hidup penderita kanker nasofaring sekitar 5 tahun setelah didiagnosis, berdasarkan seberapa jauh kanker telah menyebar.
SIER pun telah mengklasifikasikan kanker berdasarkan berbagai tahap, yakni tahap 1, tahap 2, tahap 3, dan lain-lain.
Berikut pengelompokan kanker nasofaring dengan tahapan:
- Lokal: Tidak ada tanda bahwa kanker telah menyebar luas di nasofaring.
- Regional: Kanker telah menyebar di luar nasofaring ke struktur terdekat atau kelenjar getah bening.
- Jauh: Kanker telah menyebar ke bagian tubuh yang jauh, seperti paru-paru dan hati.
Baca Juga: Terungkap! Ini Alasan KPU Percepat Umumkan Hasil Pilpres 2019
Bagi penderita kanker nasofaring dengan tahap lokal, ia mungkin bisa hidup 5 tahun setelah didiagnosis dengan kemungkinan 82 persen.
Sementara regional, kemungkinan kelangsungan hidupnya sekitar 70 persen.
Lain dari pada itu, penderita kanker nasofaring dengan tahap jauh presentase hidup 5 tahunnya hanya 51 persen.
Menurut data yang dijabarkan Cancer.org, angka tersebut berlaku setelah kanker didagnosis untuk pertama kali.
Meski data ini bisa disebut valid, namun angka tersebut tidak dapat memperhitungkan untuk semua penderita kanker.
Ada faktor lain yang bisa dilihat, seperti usia penderita, kesehatan fisik, dan seberapa baik tubuh dapat merespons pengobatan.
Serunya Van Houten Baking Competition 2024, dari Online Challenge Jadi Final Offline
Source | : | Instagram,cancer.org |
Penulis | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR