Nakita.id - Lebaran menjadi waktu yang tepat untuk dihabiskan bersama keluarga besar.
Biasanya saat lebaran Si Kecil bisa bertemu dnegan paman dan bibi yang tinggal dari luar kota, bahkan juga kakek dan neneknya yang mungkin jarang ia lihat sehari-hari.
Berkumpulnya keluarga besar saat lebaran bisa menjadi situasi yang bagus untuk mendukung tumbuh kembang Si Kecil lo, Moms.
Baca Juga: Berikan yang Terbaik, Bahan Alami Harus Jadi Pilihan Utama Agar Bayi Terlindungi
Perlu Moms tahu, kedekatan hubungan antara cucu dengan kakek dan neneknya juga memiliki manfaat bagi kedua belah pihak.
Bagi cucu, Kakek Nenek dapat melengkapi pemenuhan kasih sayang selain dari orangtuanya, yaitu untuk mendapatkan kasih sayang yang utuh dari keluarga besar dan orang-orang di sekelilingnya.
Anak-anak yang tumbuh di lingkungan yang akrab dan hangat hubungan kekeluargaannya, akan tumbuh menjadi anak yang penuh kepercayaan diri.
Selain itu hidupnya juga akan kaya dengan kasih sayang dan mereka biasanya juga akan menjadi orang yang pengasih.
Baca juga: Kakek 88 Tahun Ini Setia Merawat Cucunya Yang Menderita Penyakit Langka
Meski demikian, jika menyangkut urusan Si Kecil terkadang muncul masalah antara kakek-nenek di satu pihak dan orangtua di sisi lain.
Contohnya menyangkut peraturan yang biasa diterapkan Si Kecil oleh Moms, namun “dilanggar” oleh kakek-nenek karena mereka merasa punya aturan lain yang dianggap lebih baik buat Si Kecil.
Inisiatif membuat aturan sendiri inilah yang rentan memercikkan api konflik antara kakek-nenek dengan orangtua Si Kecil.
Pola asuh yang tidak sejalan antara orangtua dan kakek-nenek, bisa membuat Si Kecil bingung harus mengikuti perkataan siapa, orangtua atau kakek-nenek yang sehari-harinya mengasuhnya.
Baca Juga: Istri Irfan Hakim Melahirkan Anak Kelima, Ini Risiko Kesehatan yang Harus Diwaspadai
Selain kebingungan, sikap mandiri dan disiplin juga sulit untuk terbentuk dalam diri Si Kecil. Tidak dapat dipungkiri, Kakek-Nenek cenderung memanjakan cucunya.
Akibatnya Si Kecil cenderung lebih bersikap santai, kurang bisa menegakkan kedisiplinan, dan kurang mandiri.
Mereka lebih suka merengek dan manja karena kakek dan neneknya, sehingga secara tidak sadar sikap itu jadi terbentuk dan tertanam.
Hal-hal inilah yang bisa membuat pertengkaran atau kekurangharmonisan hubungan antara anak dan orangtua.
Baca juga: Gaya Pengasuhan Lama dari Kakek-Nenek Ternyata Berisiko Pada Anak
Moms dan pasangan merasa Kakek-Nenek tidak bisa mendukung pola asuh yang mereka terapkan pada Si Kecil.
Sementara Kakek-Nenek mengganggap Ayah Bunda adalah sosok yang “kejam” pada si Kecil karena sering memaksakan kedisiplinan.
Menurut Psikolog Vera Itabiliana Hadiwidjojo MPsi, konflik yang mungkin terjadi akibat perbedaan cara pandang dalam hal pengasuhan anak bisa diatasi dengan komunikasi dan kesepakatan seperti berikut :
- Membicarakan secara terbuka, sampaikan harapan terhadap Kakek-Nenek dalam merawat dan menerapkan pola asuh. Jelaskan kesepakatan orangtua tentang cara pengasuhan anak.
- Hargai pendapat Kakek Nenek bila ia punya cara pandang yang berbeda. Tetapi tegaskan bahwa Moms dan Daddy mempunyai tujuan mulia dari cara mengasuh anak.
- Ajak Kakek-Nenek untuk menambah pengetahuan tentang cara mengasuh anak, misalnya dengan mengajaknya mengikuti seminar perawatan dan pengasuhan anak, atau membaca majalah dan buku-buku serupa.
Baca juga: Ini 6 Kekhawatiran Orangtua Bila Anak Diasuh Kakek Neneknya
- Ajak Kakek dan Nenek berbagi peran dalam merawat dan mengasuh anak. Misalnya, orangtua yang membuat aturan dalam merawat dan mendisiplinkan Si Kecil, sedangkan Kakek dan Nenek ikut mengawasi penerapannya.
- Jelaskan pada Kakek-Nenek bahwa perbedaan pola asuh akan menimbulkan kebingungan pada anak dan penerapan disiplin akan sulit berjalan sesuai dengan yang diharapkan.
- Jalin keakraban dengan Kakek dan Nenek agar tidak terjadi perselisihan. Misalnya dengan mengajaknya makan di luar atau rekreasi. Kalaupun sesekali terjadi perselisihan, hindari perselisihan secara terbuka di depan anak.
Source | : | Tabloid Nakita |
Penulis | : | Nita Febriani |
Editor | : | Nita Febriani |
KOMENTAR