Nakita.id - Baru saja dikabarkan Ani Yudhoyono meninggal dunia di rumah sakit di Singapura.
Sontak kabar tersebut membuat banyak orang kaget dan bersedih.
Bukan tanpa alasan, sebagai mantan ibu negara banyak hal yang telah Ani lakukan untuk negeri ini hingga banyak yang yang merasa kehilangan sosoknya.
Baca Juga: Ani Yudhoyono Hobi Fotografi, Fotografer Langganan Artis Ini Beberkan Sifat Istri SBY Semasa Hidup
Melansir dari KompasTV, Ani Yudhoyono tercatat sebagai Pelindung Nasional Women's International Club, Pelindung Utama Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK), serta penasehat Persatuan Istri Veteran Republik Indonesia (PIVERI) dan Persatuan Istri Purnawirawan (PERIP).
Tak sampai di situ Ani Yudhoyono juga telah menerima beberapa penghargaan seperti Tanda Kehormatan Bintang RI Adipradana Tahun 2011 dan mendapatkan pin emas dari M. Yunus karena komitmen mengembangkan UKM dan Kredit Mikro Indonesia dan Indonesia Kreatif.
Baca Juga: Pria Tak Dikenal Tusuk Anak-anak yang berdiri di Halte Bus dan Ancam 'Aku akan Membunuhmu'
Ani juga dikabarkan sebagai Sarjana Ilmu Politik dari Universitas Terbuka (UT) tahun 1998.
Namun, melansir dari tayangan Satu Indonesia (2013) Ani Yudhoyono sebelumnya telah mengambil Jurusan Kedokteran di Universitas Kristen Indonesia.
Lalu, Marissa Anita sebagai pembawa acara pun penasaran, apa alasan Ani berpindah haluan dari Jurusan Kedokteran ke Jurusan Ilmu Politik.
Mulanya Ani bercerita bahwa saat itu ayahnya, Sarwo Edhi Wibowo menjadi duta besar RI di Korea.
Ani dan keluarga pun diajak untuk pindah ke negara itu, dan berencana melanjutkan sekolah kedokterannya di sana.
Baca Juga: Miris! Warga Kumuh Filipina Sering Makan Olahan Daging Sisa, Ternyata Ini Dampak Buruknya
Namun, Ani merasa tak mampu harus belajar bahasa Korea terlebih dahulu untuk bisa sekolah di negara tersebut.
Saat kembali ke Indonesia, pada tahun 1976, Ani menikah dengan Susilo Bambang Yudhoyono.
Saat itu sebenarnya Ani masih ingin melanjutkan sekolah kedokterannya, namun dengan kondisi SBY yang sering berpindah-pindah tugas kerja, ia lagi-lagi tak bisa meneruskan untuk sekolah kedokteran.
"Karena kuliah kedokteran itu kan nggak bisa pindah-pindah (tempat) seperti itu sedangkan saya sudah menjadi seorang istri harus mengikuti kemana suami pergi. Akhirnya kita pilih (jurusan) apa ya, kira-kira (jurusan) yang bisa mendampingi suami tetapi saya bisa menambah ilmu saya.
Waktu itu lagi ada Universitas Terbuka, inilah pilihan (universitas) saya, saya bisa mendampingi suami dan bisa mengasuh anak-anak saya, tapi bisa mengikuti pendidikan jarak jauh, " jelas Ani.
Baca Juga: Warga Satu Negara Murka dengan Seorang Laki-laki Ini, Ada Apa?
Selanjutnya Ani menjelaskan mengapa ia memilih mengambil jurusan di bidang politik, katanya agar bisa digunakan untuk memimpin organisasinya kelak.
"Pokoknya saya ingin menambah ilmu saya, karena di situ juga ada ilmu perpajakan, ada ilmu perkantoran, ilmu politik, ilmu sosial juga ada, mengapa saya tidak ambil yang ini.
"Siapa tahu saya bisa menggunakannya (Ilmu Politik) untuk memimpin organisasi," begitu jelas Ani menjelaskan alasan mengambil jurusan Ilmu Politik.
Ani Yudhyono melanjutkan bahwa akhirnya ia menyadari bahwa ilmu itulah yang malah banyak mendukung SBY saat terjun di dunia politik.
Ani Yudhoyono akhirnya lulus dengan gelar sarjalan Ilmu Politik dari Universitas Terbuka pada tahun 1998.
Terancam Jadi Tersangka, Vadel Badjideh Bersumpah Tak Lakukan Apapun pada Anak Nikita Mirzani
Source | : | YouTube |
Penulis | : | Riska Yulyana Damayanti |
Editor | : | Nita Febriani |
KOMENTAR