WHO juga menyebut ada empat klasifikasi sehingga menyebabkan gangguan.
"Pertama, gangguan dengan hormon otak dan hormon ovarium yang rendah (hipogonadotropin-hipogonadism), gangguan dengan hormon otak dan hormon ovariumnya normal (normogonadotropin-normogonadism), gangguan hormon otak tinggi tapi hormon ovarium rendah (hipergonadotropin-hipogonadism), dan gangguan hiperprolaktinemia," ujar dokter Yassin.
Perempuan yang mengalami amenore sekunder, kebanyakan karena memiliki hormon ovarium yang normal, namun ada gangguan pematangan telur, atau interaksi poros dari hipotalamus-hipofisis-ovarium, seperti dalam kategori kedua.
Baca Juga: 13 Ciri Hamil Muda yang Kerap Disepelekan, Dikira Hanya Masuk Angin
Hal ini sering disebut sebagai polycystic ovary syndrome (PCOS) atau sindrom ovarium polikistik.
Oleh karena itu, Yassin menyarankan bagi perempuan yang mengalami siklus menstruasi tidak normal untuk segera memeriksakan ke dokter agar dapat segera ditangani permasalahannya sesuai penyebab gangguan.
Jangan sepelekan terlambat menstruasi dan selalu menghubungkannya dengan ciri-ciri hamil muda.
Karena gangguan tersebut tak hanya membuat mestruasi tidak normal, tapi juga mengganggu peluang kehamilan.
Baca Juga: Syahrini Mengaku Puasa 40 Hari Tanpa Putus, Begini Perubahan Siklus Menstruasi Wanita Berdasar Usia
Seperti yang kita tahu, salah satu syarat hamil adalah ada sel telur yang siap dibuahi.
Bagi perempuan yang haidnya normal, dia bisa menghasilkan sel telur yang bisa dibuahi.
"Tapi, jika ada gangguan haid, dia tidak memiliki sel telur yang bisa dibuahi," katanya.
4 Rekomendasi Susu Penggemuk Badan Anak yang Bisa Bikin Si Kecil Lebih Gemuk dan Sehat
Source | : | Kompas.com,Nakita.id |
Penulis | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR