Nakita.id - Kehadiran Pangeran Louis di tengah keluarga besar kerajaan Inggris saat perhelatan Trooping the Colour sukses mencuri perhatian.
Pasalnya ketika anggota keluarga kerajaan lainnya tengah sibuk melambaikan tangan menyapa rakyat Inggris, Pangeran Louis justru tertangkap kamera sedang mengisap jempol.
Mengetahui hal ini, Kate Middleton langsung mengusap kepala Pengeran Louis dan menjauhkan jempolnya dari mulut.
Baca Juga: Berikan yang Terbaik, Bahan Alami Harus Jadi Pilihan Utama Agar Bayi Terlindungi
Aksi Kate Middleton menghentikan Pangeran Louis mengisap jempol ini pun banjir pujian.
Sebagai ibu, Kate Middleton menunjukkan contoh respon yang baik dan lembut untuk menghentikan kebiasaan buruk putranya.
Sebab kebiasaan mengisap jempol memang tak boleh dibiarkan Moms.
Baca Juga: Pangeran Louis Genap 1 Tahun, Saat Hamilnya Kate Middleton Pernah Alami Gangguan Kehamilan
Menghisap jempol atau ibu jari dapat memiliki efek samping negatif yang bertahan lama jika kebiasaan tersebut bertahan hingga usia empat tahun.
Kemungkinan efek samping dari mengisap jempol yang berkepanjangan atau intens termasuk lima berikut.
1. Posisi gigi yang tidak teratur
Efek samping permanen yang paling serius dari mengisap ibu jari adalah jenis maloklusi gigi.
Baca Juga: Umumkan Kehamilan Pertamanya, Curhatan Suami Risa Saraswati Malah Bikin Merinding
Maloklusi adalah istilah yang menggambarkan ketidakselarasan gigi yang terlihat saat mulut ditutup.
Dua jenis maloklusi yang paling umum disebabkan oleh mengisap jempol adalah gigitan terbuka dan overbite.
Overbite terjadi ketika gigi depan atas dan bawah mengarah keluar.
Baca Juga : 5 Makanan yang Dapat Menurunkan Hasrat Berhubungan Intim, Hindari!
Ketidaksejajaran ini berarti bahwa gigi depan tidak bersentuhan, bahkan ketika mulut Si Kecil tertutup sepenuhnya.
Dalam kasus overbite, ketidaksejajaran ini terbatas pada gigi depan atas.
Kondisi ini dapat mempengaruhi bentuk wajah dan senyum.
2. Hambatan bicara
Karena mengisap jempol memengaruhi perkembangan gigi, rahang, dan langit-langit mulut, kebiasaan itu juga dapat mengubah cara anak makan dan berbicara.
Mengisap jempol dapat menyebabkan hambatan bicara, termasuk ketidakmampuan untuk mengucapkan bunyi konsonan keras seperti "D" dan "T."
Baca Juga: Konsumsi Kunyit dan Lada Hitam di Pagi Hari Untuk Cegah 5 Penyakit Berbahaya
Tanpa perawatan gigi yang benar, bahkan terapi wicara berkualitas tinggi mungkin tidak sepenuhnya memperbaiki hambatan ini.
Ini karena bunyi cacat sebagian disebabkan oleh bentuk gigi anak sehubungan dengan lidahnya.
Hambatan bicara mungkin membuat Si Kecil lebih sulit berkomunikasi secara efektif.
Banyak anak dengan hambatan bicara juga mengalami tingkat frustrasi, kemarahan, dan perasaan terisolasi yang tinggi.
Baca Juga: Makin Lengket dengan Keluarga Faisal Nasimuddin, Luna Maya Diminta Segera Datang ke KL
3. Masalah sosial
Terakhir, kebiasaan mengisap jempol dapat menyebabkan masalah sosial.
Anak-anak yang mengisap jempol mereka di depan umum dapat menjadi sasaran ejekan di tangan rekan-rekan mereka.
Sementara mengisap jempol adalah kebiasaan masa kanak-kanak yang normal, semakin tua usia Si Kecil, semakin banyak orang yang menghakimi dia karena meneruskan kebiasaan itu.
Mengisap jempol adalah respons bawah sadar terhadap stres atau kebosanan bagi banyak anak.
Karena Si Kecil mungkin tidak berpikir sebelum menggunakan ibu jarinya untuk bekerja, mereka mungkin memerlukan dukungan dan instruksi dari Moms untuk mengatasi kebiasaan itu dalam tahap perkembangan yang sesuai.
Bila Moms berusaha membantu Si Kecil berhenti mengisap jempol, penting untuk diingat bahwa kebiasaan ini tidak menunjukkan masalah fisiologis atau perkembangan.
Mereka membutuhkan bantuan Moms dan dokter gigi atau dokter anak untuk menghentikan kebiasaan itu.
Baca Juga: Istrinya Banting Tulang Demi Lanjutkan Hidup, Zul Zivilia Menangis: 'Gara-gara Saya, Kamu Menderita'
Pada anak-anak yang belum memiliki gigi permanen, mengisap jempol biasanya tidak berbahaya.
Saat gigi susu Si Kecil mulai tanggal dan gigi dewasanya mulai tumbuh berkembang, Moms harus mendorong Si Kecil untuk beralih ke metode kenyamanan lain.
L'Oreal Bersama Perdoski dan Universitas Indonesia Berikan Pendanaan Penelitian dan Inovasi 'Hair & Skin Research Grant 2024'
Source | : | The Sun,childrensdent.com |
Penulis | : | Nita Febriani |
Editor | : | Nita Febriani |
KOMENTAR