Nakita.id - Sudah jadi rahasia umum bila Moms perlu memerhatikan panduan pemberian ASI 6 bulan untuk Si kecil.
Panduan pemberian ASI 6 bulan untuk Si Kecil memang tak boleh diabaikan mengingat pentingnya ASI untuk tumbuh kembangnya.
Tetapi siapa sangka, panduan pemberian ASI 6 bulan saja tak cukup bagi bayi lo, Moms.
Baca Juga: Ketahui Syarat Pemberian ASI Donor kepada Bayi, Moms Wajib Tahu!
Umumnya, ASI ekslusif baiknya diberikan hingga bayi berusia 24 bulan, atau 2 tahun.
Akan tetapi, tentu ada berbagai hambatan yang memengaruhi apakah Moms bisa menyelesaikan masa menyusui atau tidak.
Melansir dari Nakita.ID, berikut tiga hal yang dapat memengaruhi lama atau cepatnya menyusui.
Baca Juga: Daftar Resep dan Bahan MPASI 12 Bulan Sehat yang Tentu Bergizi dan Bayi Pasti Lahap
1. Diabetes
2. Riwayat persalinan caesar
3. Jenis pekerjaan Moms.
Sehingga para ahli menyarankan ASI ekslusif selama 6 bulan sejak bayi lahir.
Ini karena masa bayi dari usia 0 - 24 tahun merupakan masa emas atau golden periode, dimana sel-sel otak tumbuh sangat cepat mencapai lebih dari 80 persen.
Sementara itu, bila kebutuhan gizi bayi dalam periode tersebut tak tercukupi, dampaknya akan berpengaruh pada perkembangan otak dan kecerdasan anak.
Karena perkembangan bayi selama golden periode tersebut bersifat permanen dan tak bisa diperbaiki.
Baca Juga: Bingung Siapkan Resep dan Bahan MPASI 12 Bulan Sehat? Kenali Dulu Hal ini
Melansir dari Kompas.com, Ahli gizi dari Politeknik Kesehatan Jakarta II Ayu Anggraeni Dyah Purbasari saat ditemui dalam acara seminar MP ASI “Golden Standard for Golden Periode” di Jakarta, Sabtu (4/8/2012), mengatakan sejak tahun 2000 WHO telah mengampanyekan Makanan Pendamping ASI bagi bayi usia enam bulan.
Sayangnya, sosialisasi di Indonesia terlambat. Padahal, masa bayi 0 – 24 bulan ini merupakan masa emas atau golden periode, dimana sel-sel otak tumbuh sangat cepat mencapai lebih dari 80 persen.
Apabila kebutuhan gizi pada periode penting ini tidak tercukupi, maka akan berdampak pada perkembangan otak dan kecerdasan anak.
Baca Juga: Panduan Ibu Menyusui Puasa dalam Islam, Puasa Lancar, Tubuh Tetap Sehat
Selama masa dua tahun ini pula sifatnya permanen dan tidak dapat diperbaiki.
“ASI eksklusif saja tidak cukup untuk menurunkan gizi buruk di Indonesia. Masalah gizi justru ditentukan selama dua tahun pertama ini,” kata wanita yang akrab dipanggil Anggie ini.
Istilah golden periode ini mengacu pada suatu standar yang meliputi Inisiasi Menyusui Dini (IMD) mulai 1 jam setelah bayi lahir, ASI eksklusif selama 6 bulan sejak lahir, MP ASI mulai usia 6 bulan, dan bayi terus menyusu ASI sampai 24 bulan atau lebih.
Anggie mengatakan, MPASI menurut WHO mempertimbangkan gizi seimbang, terutama energi, protein, zat besi, dan vitamin A.
Sehingga bayi mulai usia 6 bulan sudah harus diberi nasi atau karbohidrat, lauk hewani, lauk nabati, buah dan sayur dengan tekstur lumat sesuai tahapan usia.
Baca Juga: Ingin Tetap Jalankan Puasa Saat Ramadan? Begini Tips Ibu Menyusui Puasa dalam Islam
Ia menyayangkan pula, di masyarakat berkembang pemberian MPASI dengan berbagai aliran, misalnya aliran vegetarian, cerealia, buah-buahan atau pemberian MPASI lewat dari 6 bulan.
Padahal, lanjut Anggie, tidak ada satu jenis bahan makanan pun mengandung gizi lengkap.
“Kalau masa dua tahun ini tidak optimal, risikonya anak tidak menerima gizi tepat pada waktunya.
Kenaikan berat badannya lambat, tinggi badan juga tidak maksimal.
Anak bisa kurang gizi dan menolak makan karena tidak mengenal aneka ragam makanan sedari awal,” ujarnya.
Begitu juga bila MP ASI terlalu dini diberikan kepada bayi sebelum enam bulan akan menimbulkan risiko.
Bayi bisa lebih menyenangi makanan pengganti ketimbang ASI, asupan gizinya rendah, meningkatkan resiko penyakit, serta berisiko ibu hamil lagi.
Source | : | Kompas.com,Nakita.id |
Penulis | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR