Melansir dari Livescience.com, sebuah studi baru menemukan bahwa anak-anak yang sering diintimidasi ketika mereka berusia 8 tahun lebih mungkin mendapatkan gangguan kejiwaan dibandingkan dengan anak-anak yang tidak diintimidasi.
Dalam jurnal yang dipublikasikan oleh JAMA Psychiatry juga menyebutkan, anak yang mendapatkan perilaku bullying di masa kecil berpotesi mengalami depresi di waktu dewasa.
Dalam penelitian lain, menunjukkan bahwa ada hubungan antara intimidasi dengan risiko masalah kesehatan mental selama masa kanak-kanak, seperti harga diri rendah, kinerja sekolah yang buruk, depresi dan peningkatan risiko untuk bunuh diri.
Penelitian itu mengambil sampel 5.000 siswa di Finlandia.
Para siswa mengisi kuesioner yang menanyakan apakah mereka adalah korban bullying atau telah menindas anak-anak lain, dan seberapa sering perilaku ini terjadi.
Dari hasil kuisioner itu, peneliti membandingkan hasil kesehatan mental anak-anak dari usia 16 hingga 29 tahun.
Peneliti memeriksa data kesehatan mereka dari data di rumah sakit nasional yang mencakup semua kunjungan kesehatan mental rawat inap dan rawat jalan di Finlandia.
Dari hasil penelitian itu, sekitar 20 persen dari mereka yang menjadi korban bullying saat anak-anak memiliki masalah kesehatan mental yang memerlukan perawatan medis ketika remaja atau dewasa muda.
Peneliti memeriksa data kesehatan mereka dari data di rumah sakit nasional yang mencakup semua kunjungan kesehatan mental rawat inap dan rawat jalan di Finlandia.
Wapres Gibran Minta Sistem PPDB Zonasi Dihapuskan, Mendikdasmen Beri Jawaban 'Bulan Februari'
Source | : | livescience.com,Tribun Solo |
Penulis | : | Salmaa Awwaabiin |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR