Atas diagonisis tersebut, dokter menyarankan Apitchaya untuk cek darah setiap harinya, agar kondisinya makin stabil.
Sayangnya, kondisi Apitchaya justru makin memburuk bahkan kondisinya semakin parah.
Dokter kemudian mengatakan bila Apitchaya sudah mengalami pendarahan internal.
Baca Juga: 2 Tahun Pacaran 'Online', Seorang Pria Ditipu Nenek-Nenek, Terbongkar Saat Hari Pernikahan
Tak hanya sampai di situ, Apitchaya kemudian didiagnosis mengalami kegagalan organ tubuh dalam.
Tiga hari setelah gigitan nyamu, tepatnya pada Senin (5/8/2019), Apitchaya dinyatakan meninggal dunia.
Mengutip dari Daily Star, jasadnya lantas dibawa ke kampung halamannya, Provinsi Nan.
Baca Juga: Agung Hercules Meninggal Dunia, Ini Alasan Memakai 'Hercules' Sebagai Nama Belakangnya
Sang sepupu yang bernama Surin Jareondee mengatakan bila saudaranya sebenarnya sudah cukup menjaga kesehatan dan kebersihan.
Bahkan, dikatakan Surin bila Apitchaya selalu berusaha menutup jendela dan melakukan upaya lain agar tak terjangkit demam berdarah yang disebabkan karena gigitan nyamuk, terlebih selama musim hujan.
"Ini sudah masuk musim hujan dan banyak nyamuk berkeliaran di halaman rumah.
L'Oreal Bersama Perdoski dan Universitas Indonesia Berikan Pendanaan Penelitian dan Inovasi 'Hair & Skin Research Grant 2024'
Source | : | Daily Star,The Sun |
Penulis | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR