Nakita.id - Tindak kekerasan terhadap oknum kepolisian kembali terjadi.
Kali ini, peristiwa mengerikan menimpa tiga orang polisi yang bertugas mengamankan unjuk rasa.
Mereka menjadi korban pembakaran yang dilakukan mahasiswa di halaman Pendopo, Cianjur pada Kamis (15/8/2019) lalu.
Baca Juga: Penampilan Sederhana Nagita Slavina di Ulang Tahun Rafathar Curi Perhatian, Outfitnya Ratusan Juta!
Ketiga polisi ini terkena lemparan cairan yang diduga adalah bensin dan seketika menyulut api yang membakar tubuh.
Tiga polisi yang menjadi korban adalah, Bripda Aris Simbolon, Bripda Yudhi, dan Aiptu Erwin.
Berdasarkan video yang beredar, badan Aiptu Erwin membara, dirinya berlari dari kerumunan massa.
Di dekat trotoar, Aiptu Erwin berguling mencoba memadamkan api di badannya.
Orang disekitarnya juga berusaha memadamkan api.
Baca Juga: Good Pitch Indonesia Dorong Perubahan Sosial Lewat Film Dokumenter Ciptaan Anak Negeri
Terdengar teriakan yang menyuruh massa untuk minggir.
Aiptu Erwin yang terkapar juga menjerit kesakitan.
Setelah api padam, tangannya bergerak seperti melambai meminta tolong.
Dalam kejadian nahas itu, ada seorang siswa SMK yang potretnya langsung viral karena menolong Aiptu Erwin yang mengerang kesakitan.
Melansir dari 'Wartakotalive', sosok itu tidak lain adalah Muhammad Ridwan (18) yang merupakan pelajar SMK Pasundan 1 Cianjur.
Foto setengah jongkok Muhammad Ridwan ketika menolong Aiptu Erwin dengan memberinya air menjadi bahan perbincangan ramai di media sosial.
Ia pun menceritakan kronologis kenapa bisa menolong Aiptu Erwin yang tubuhnya terbakar hidup-hidup.
"Saya lagi PKL di pemda pukul 11.30 WIB istirahat sambil jajan di depan Pemda. Lalu saya melihat ada pengunjuk rasa yang sedang berorasi," ujar Ridwan.
Tak lama kemudian ia melihat huru-hara dan ada satu anggota yang tergeletak di trotoar.
"Kronologis lengkap saya tak tahu, saya hanya melihat ada korban tergeletak saat itu saya dekat halte," kata Ridwan.
Saat pertama melihat Aiptu Erwin ia merasa ngeri, lalu melihat ada lagi yang terbakar.
"Sebenarnya takut saya ngeri, saya paksakan saja menolong demi kemanusiaan," katanya.
Atas nama kemanusiaan itulah, Ridwan akhirnya memberanikan diri untuk menenangkan Aiptu Erwin dan memberinya air mineral.
"Setelah padam korban terbaring sendiri lalu saya tenangkan dan kasih air, kebetulan ada air mineral," ujarnya.
Setelah banyak orang ia berteriak lagi agar korban dibawa ke rumah sakit memakai angkutan umum.
"Karena gak ada ambulans jadi pakai angkot, saya ikut gotong masukin ke angkot, histeris teriak minta air lagi saat itu," pungkasnya.
Mengatur Jarak Kelahiran dengan Perencanaan yang Tepat, Seperti Apa Jarak Ideal?
Source | : | Nakita.id,Wartakotalive |
Penulis | : | Diah Puspita Ningrum |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR