Nakita.id - Baru-baru ini publik dihebohkan dengan sebuah riset mengenai tanaman Bajakah.
Bagaimana tidak, tanaman yang sekarang banyak dicari ini dikatakan dapat menyembuhkan kanker.
Tanaman Bajakah menjadi populer karena penelitian yang dilakukan oleh siswa SMA 2 Palangkaraya, Kalimantan Tengah.
Baca Juga: Darah Tinggi Bisa Diatasi dengan Tanaman Herbal, Mulai Konsumsi 5 Rempah Ini!
Penelitian itu menyatakan kalau tanaman Bajakah juga bisa menyembuhkan kanker yang sudah parah.
Melansir dari tribunnews, penelitian itu sudah mendapat penghargaan dari ajang perlombaan sains di Korea.
Pemberitaan media yang luar biasa akhirnya membuat orang-orang berlomba-lomba mencari tanaman Bajakah.
Baca Juga: Bebas Stres dengan Rutin Konsumsi 5 Tanaman Herbal Ini, Yuk Coba Moms!
Entah itu untuk dikonsumsi sendiri maupun dijual lagi.
Tanaman tersebut kini banyak dijumpai di aplikasi belanja online dengan harga ratusan ribu rupiah.
Hal ini membuat para konsumen lebih mudah untuk mengakses tanaman yang disebut sebagai obat tersebut.
Akan tetapi ada peringatan tegas bagi yang mau menggunakan obat herbal untuk pengobatan.
Nyatanya obat herbal harus melalui proses tertentu untuk menyesuaikan dengan penyakit yang diderita.
Seorang mantan wartawan yang kini menjadi politisi menceritakan pengalamannya menggunakan obat herbal untuk penyakit kanker yang dideritanya.
Melansir dari Facebook Emmy Hafild, sebuah postingan menceritakan tentang Dyah Wahyu Winarti.
Dyah yang mengidap kanker stadium awal tahun 2012 telah dinyatakan sembuh setelah satu tahun menjalani perawatan medis.
Baca Juga: Viral! Hanya Rp 12.000 untuk Dapatkan Jasa Melupakan Mantan di Magelang , Mau Coba?
Pada tahun 2016 Dyah menghentikan perawatan medis dan mulai beralih ke pengobatan herbal.
Dyah mengaku menyesal atas keputusan tersebut karena pada 2018, dokter memvonis kanker payudaranya kembali dan malah menyebar.
Melansir dari Kompas.com, seorang dokter onkologi, Dr Walta Gautama, Sp.B(K) Onk menyatakan obat herbal hanya akan menunda penanganan kanker yang seharusnya.
“Orang sakit kanker beda dengan orang sakit jantung ataupun penyakit lain. Orang sakit kanker kalau stadium tambah, angka harapan sembuh makin kecil, pengobatan makin komplek,” tutur Walta.
Ia juga banyak menghimbau masyarakat untuk berhati-hati dengan penggunaan obat herbal.
Baca Juga: Pesta Rp10 Miliar Belum Usai, Tania Nadira Kembali Gelar Pesta Ekskulisf di Bali
Nyatanya obat herbal masih dianggap sebagai obat penunjang saja bukan obat utama menyembuhkan kanker.
Dr Walta mengatakan obat kanker harus mengalami beberapa fase untuk bisa disetujui pemakaiannya secara medis.
Pasalnya tiap tubuh memiliki kondisi yang berbeda untuk penangan suatu zat tertentu.
Baca Juga: Tetap Jaga Kesehatan Anak Usia Sekolah Dengan Cara Mudah Ini
"Misal Suatu zat dimasak, betulkah aman dia buat ginjal. Misal orang berat 50, 30 dan 100 kg tentu kadarnya tak sama," kata Walta.
Menurutnya harus ada penelitian ke manusia untuk mengetahui keamaan dan manfaat dari obat herbal tersebut.
"Aman nggak untuk manusia. Dilihat lagi itu (pengamatan organ) semua! Nggak bisa main sembarangan!” pungkasnya.
Source | : | Facebook,tribunnews,hot.grid.id |
Penulis | : | Rachel Anastasia Agustina |
Editor | : | Saeful Imam |
KOMENTAR