Nakita.id - Alam memang menyimpan kekuatan misterius yang tak bisa kita sepelekan, salah satunya adalah petir.
Fenomena alam satu ini memang kerap menimbulkan rasa takut, tak lain karena dampaknya yang dahsyat.
Sambaran petir dikenal berbahaya dan mematikan, hantaran energi listrik bertegangan tinggi dalam waktu singkat jelas bisa mencelakakan siapapun yang tersengat.
Sebuah hal mengejutkan dan mengerikan terjadi di Tapanuli Tengah, Sumatera Utara, memperlihatkan betapa kita perlu waspada terhadap petir.
Melansir Kompas.com, seorang pria penggembala jadi korban sambaran petir, begitu pula kerbau-kerbau yang dipelihara olehnya.
Terjadi pada Senin (19/8/2019) malam, saat itu memang hujan telah turun.
Penggembala malang bernama Sinto Habeahan itu mulanya pergi ke kandang untuk menyalakan perapian dan mengusir nyamuk yang masuk ke kandang.
Memang posisi kandang kerbau yang dirawatnya itu tepat berada di samping rumahnya.
Namun Sinto sama sekali tak mengira hujan yang lebat itu kemudian disusul oleh munculnya petir.
Petir itu pun lantas menyambar kandang tempatnya berada, seketika Sintor tewas bersama 19 ekor kerbau di kandang itu.
Pemandangan ngeri pun tampak dari foto yang dikirimkan Kapolres Tapteng AKBP Sukamat, dokumentasi kondisi kandang setelah kejadian itu diketahui.
Dalam foto yang dikirimnya, tampak sekumpulan kerbau dalam keadaan rebah di dalam kandang yang terbuat dari kayu berkeliling dan menjadi tontonan warga dari luar kandang.
Warga Dusun II, Desa Uratan, Kecamatan Andam Dewi memang terkejut dengan tragedi tersebut.
Pemilik 19 ekor kerbau yang mati, Mikael Simbolon, kabarnya telah mengikhlaskan kerbau-kerbau yang mati itu.
Kerugian ditaksir mencapai Rp 300 juta akibat sambaran petir tersebut.
Bangkai kerbau yang mati mendadak itu pun diputuskan untuk dikubur secara massal dalam satu lubang yang sama.
Proses tersebut dilakukan pada Selasa (20/8/2019) sore.
Jumlah kerbau yang cukup besar itu menyebabkan proses penguburan dilakukan dengan alat berat.
Kerbau-kerbau itu diangkat menggunakan ekskavator lalu dinaikkan ke atas truk untuk diangkut ke lokasi penguburan.
Dibuat sebuah lubang besar di Desa Lawo yang tak jauh dari lokasi kejadian, lalu kerbau-kerbau itu dikuburkan di sana.
Warga pun berbondong-bondong menonton proses dikuburkan 19 ekor kerbau tersebut.
Walau kerugian akibat matinya kerbau-kerbau itu memang besar, yang tak kalah sedih ialah keluarga Sinto sang penggembala malang.
Jenazah Sinto disemayamkan di rumah duka menunggu sanak kerabatnya datang untuk memberikan penghormatan terakhir.
Sedangkan sang ibu, Jupita Hubahaean, mengutarakan rasa sedihnya.
"Kalau kerbau yang mati itu masih bisa dicari gantinya dan dipelihara lagi. Tapi kalau anak saya ini tak akan kembali lagi," pungkasnya.
Rekap Perjalanan Bisnis 2024 TikTok, Tokopedia dan ShopTokopedia: Sukses Ciptakan Peluang dan Dorong Pertumbuhan Ekonomi Digital
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Anisa Annan |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR