"Cowoknya D minta nomor WhatsApp saya di Facebook, tapi enggak saya kasih. Mungkin D cemburu itu," kata GL.
"Terus dia mau nuntut balik karena saya dibilang sudah rusak rumah tangga dia," tambahnya.
Sehari setelah pengeroyokan itu, GL tak mau sekolah dan saat memaksakan diri masuk sekolah karena ada hajatan lomba 17-an, ia merasa tak tenang karena kakak kelasnya terus membuntuti.
Menurutnya, mungkin ia dibuntuti agar tak sampai melaporkan pengeroyokan tersebut pada guru di sekolah.
Dibayangi trauma dan takut akan dikeroyok lagi, GL memutuskan mendekam di rumah.
Ia juga ogah keluar rumah karena alasan yang sama, meskipun guru sekolahnya telah datang ke rumah dan membujuknya agar bersekolah kembali.
Kawan-kawan seangkatannya juga mendukungnya agar kembali masuk sekolah.
"Takut diincar lagi. Masih seringlah (teringat pengeroyokan)," kata GL.
"Tidur juga enggak tidur semalaman. Dia suka mengigau, minta ampun, minta tolong," ucap Ali Sadikin, ayah GL.
L'Oreal Bersama Perdoski dan Universitas Indonesia Berikan Pendanaan Penelitian dan Inovasi 'Hair & Skin Research Grant 2024'
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Anisa Annan |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR