Akan tetapi Moms tak perlu bingung.
Sebagai patokan, biasanya radiasi sinar matahari yang masih rendah sekitar pukul 7-9 pagi.
Di atas pukul 10 pagi, jumlah radiasi sinar UVB yang paling tinggi.
Kenapa perlu memerhatikan rentang jam-jam tersebut?
Sebab untuk membantu produksi vitamin D, bayi membutuhkan paparan radiasi UVB rendah.
Jika bayi dijemur saat radiasi UVB tinggi, tentu tak ada manfaatnya dan justru dapat meningkatkan risiko kanker kulit di kemudian hari.
Baca Juga: Ini Sederet Manfaat Telur untuk Kesehatan Bayi, Salah Satunya Baik Bagi Perkembangan Otak
Selain memilih waktu yang dinilai tepat, Moms juga perlu memerhatikan berapa lama aktivitas menjemur bayi itu dilakukan.
Mengenai hal ini, juga bergantung pada waktu, musim, serta letak geografis.
Tapi secara garis besar antara 10-15 menit saja.
Terkait hal ini, memang belum ada penelitian yang menentukan seberapa tingkat paparan sinar matahari yang dibutuhkan bayi atau anak untuk menyintesis vitamin D yang memadai dan seberapa lama yang dibutuhkan.
Namun, jika dijemur terlalu sebentar, tentunya vitamin D yang didapat masih belum memadai.
Sebaliknya, bila terlalu lama, tak ada manfaatnya lagi bahkan bisa membuat bayi merasa tak nyaman.
Social Bella 2024, Dorong Inovasi dan Transformasi Strategis Industri Kecantikan Indonesia
Source | : | Nakita.id |
Penulis | : | Poetri Hanzani |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR