Sampai akhirnya Sofiya meninggal dalam keadaan kesakitan, dan orangtuanya melayangkan tuduhan bahwa putri mereka dibunuh agar organnya dapat dijual.
Keluarga tidak bisa menerima perkataan pihak berwenang Rusia yang mengatakan bahwa rahim dan organ lain milih Sofiya telah hilang saat diperiksa.
Sang ayah, Vyacheslav Lanshakov (38), mengatakan mereka (pihak berwenang Rusia) 'mencatat tidak adanya beberapa organ, termasuk rahim'.
Baca Juga: 2 Pembunuh Bayaran di Indonesia Ini Sudah Menghirup Udara Segar, Siapa Saja?
Sementara dokter Rusia mengatakan penyebab kematian Sofiya adalah peritonitis, suatu kondisi yang belum disebutkan oleh petugas medis Turki.
Laporan forensik lengkap tentang kematian Sofiya diperkirakan akan diberikan di Rusia awal bulan depan.
"Saya pikir itu adalah pembunuhan," kata ayah yang berduka kepada saluran TV TVK6. Diagnosis pertama adalah apendisitis akut." ujar Lanshakov.
"Kami memiliki kecurigaan bahwa itu untuk transplantasi organ." tambahnya.
Lanshakov juga mengklaim ada penundaan pengiriman jenazah putrinya kembali ke Rusia.
Namun, pihak berwenang Rusia belum mengomentari tuduhannya.
Source | : | mirror.co.uk,intisari |
Penulis | : | Rachel Anastasia Agustina |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR