Nakita.id - Trauma tak hanya bisa terjadi pada orang dewasa, namun anak juga dapat mengalaminya.
Bukan tak mungkin, trauma yang anak alami bisa terjadi karena perkataan Moms atau Dads tanpa disadari.
Ya, tanpa Moms dan Dads sadari ada perkataan yang mungkin melukai hatinya sehingga membuat anak trauma.
Anak memiliki perasaan yang sangat sensitif, untuk itu baik Moms dan Dads harus hati-hati saat mengucapkan sesuatu pada anak.
Baca Juga: #LovingNotLabelling: Jangan Gunakan Rasa Malu Anak untuk Mengontrolnya, Bisa Jadi Boomerang!
Menyakiti anak dengan kalimat tertentu, akan memberikan dampak negatif hingga ia besar karena dapat mengembangkan gangguan psikologis.
Nah Moms, berikut kalimat yang sebaiknya tak boleh orangtua ucapkan karena dapat jadi penyebab trauma pada anak.
1. “Kamu payah!”
Mengejek anak merupakan hal yang sangat perlu dihindari apalagi ketika Moms mengejeknya anak jadi menangis dan marah.
Hal ini merupakan bahaya serius untuk kondisi emosional anak.
Moms justru perlu membantu anak dan berada di sampingnya untuk mengatasi masalah yang mereka hadapi.
Terbiasa mengejek anak juga berdampak pada anak yang menganggap dirinya negatif.
2. “Kamu terlalu gemuk”
Kalimat ini memang menjadi penyebab trauma pada anak.
Mengkritik anak secara langsung mengenai fisiknya akan membuatnya tak bangga dengan apa yang ia punya.
Selain itu, anak akan terbiasa mengetahui bahwa dirinya merupakan hal negatif.
Ada baiknya Moms mendorong anak untuk lebih sehat dan bangga dengan kondisi fisiknya.
3. “Tinggalkan Mama sendiri”
Moms mungkin ingin memiliki waktu pribadi atau sendiri tanpa diganggu oleh anak.
Namun, jangan terlalu sering mengatakan hal ini apalagi di saat anak sedang ingin bermain dengan Moms.
Anak akan memiliki rasa tidak aman karena tidak ada yang melindunginya dan merasa tidak dicintai oleh orangtua.
Ada baiknya Moms mengatur waktu pribadi, misalnya saat anak tidur.
4. “Kamu harusnya kayak dia”
Membandingkan anak dengan teman atau saudaranya hanya akan menurunkan harga diri dan rasa percaya dirinya.
Jika Moms terus menerus melakukan hal yang sama anak justru akan membenci Moms.
Rasa benci itu juga akan bersamaan dengan bayang-bayang kegagalan dalam dirinya.
Anak akan takut mencoba sesuatu karena merasa tidak akan mampu melakukannya.
5. “Berhenti! Atau kamu Mama pukul”
Kekerasan fisik hanya membuat anak takut untuk sementara waktu.
Di depan Moms, anak mungkin terlihat menurut.
Namun ia akan lebih mungkin melakukan kegiatan sembunyi-sembunyi bahkan akan jadi pribadi yang suka memberontak saat dewasa.
Kebiasaan mendapatkan hukuman fisik akan membuatnya terbiasa menyelesaikan segala sesuatu dengan fisik pula.
6. “Anak laki-laki enggak boleh nangis”
Stereotip terhadap gender sebaiknya tidak Moms tanamkan sejak kecil.
Kecuali memang hal-hal yang berhubungan dengan moral umum seperti anak laki-laki tidak boleh memakai rok.
Namun, untuk masalah kemampuan, bakat hingga sikap biarkan ia berkembang sebagaimana dengan apa yang ia suka.
Asalkan tidak ke arah negatif, Moms tetap harus mendukungnya.
Tanamkan pula kemandirian dan kesamaan gender sejak dini ya Moms.
Serunya Van Houten Baking Competition 2024, dari Online Challenge Jadi Final Offline
Source | : | Nakita.id |
Penulis | : | Poetri Hanzani |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR