Nakita.id - Perbuatan keji yang dilakukan oleh Aulia Kesuma alias AK memang kini tengah menjadi perbincangan yang hangat.
AK tega menghabisi nyawa suami dan anak tirinya demi mengincar harta warisan.
Motif AK yang mengincar harta warisan sang suami tak lain dan tak bukan adalah karena terlilit utang.
Diketahui AK memiliki utang yang sangat fantastis di sejumlah bank.
Belakangan diketahui jumlah utang AK mencapai Rp 10 Miliar yang terbagi dalam beberapa bank.
Untuk melancarkan aksinya tersebut, AK pun sampai menyewa pembunuh bayaran.
Bahkan jauh sebelum AK merencanakan pembunuhan ini, rupanya ia sudah pergi ke paranormal untuk 'menyantet' sang suami, namun tidak berhasil.
Belakangan pihak kepolisian justru berencana mengetes kondisi jiwa AK.
Mengutip Tribun Jakarta, rupanya Aulia Kesuma menunjukkan sikap yang tak terduga saat diinterogasi oleh pihak kepolisian.
Hal tersebut disampaikan oleh Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono.
Argo Yuwono menjelaskan Aulia Kesuma memberikan keterangan yang tak konsisten pada polisi.
Argo Yuwono mengatakan bahwa pihaknya akan mencocokkan keterangan tersangka lainnya.
"Keterangan AK tidak konsisten. Keterangan semua tersangka, kita akan padukan termasuk tersangka eksekutor, A dan S, anaknya Aulia Kesuma (KV). Semua keterangan (tersangka) enggak langsung kita percaya," ujar Argo Yuwono.
Akibatnya, Polda Metro Jaya akan menyelidiki psikologi Aulia Kesuma.
"Ya nanti tentunya kalau memang dibutuhkan penyidik, akan kita lakukan ya (pemeriksaan psikologi AK)," ujar Argo Yuwono.
Sementara itu, mengutip Kompas.com, tangis haru mewarnai pemakaman Pupung Sadili dan M Adi Perdana.
Heni, ibu kandung Dana sekaligus istri pertama Pupung tak kuasa menahan air matanya.
Ketika peti jenazah Pupung dibuka, isak tangis langsung terdengar dari arah kerumunan warga.
Setelah itu, peti jenazah Dana juga dibuka.
Sontak suara isakan tangis semakin terasa terdengar.
Baca Juga: Tak Perlu Mahal, Minuman Ini Efektif Membakar Lemak di Tubuh! Cukup Siapkan Waktu #5MenitAja
Bibirnya nampak bergetar menahan tangis sambil sesekali mengucapkan shalawat, namun tanpa suara.
Jenazah Pupung pun diangkat dari peti dan dimasukan pertama kali ke liang kubur.
Setelah itu, barulah jenazah Dana yang menyusul sang ayah masuk ke dalam.
Posisi Pupung terlentang dalam liang, sedangkan Dana ditempatkan diatas kaki sang ayah.
Mereka tertidur dengan tenang dalam posisi yang sejajar.
Hingga pada saat keluarga menaburkan bunga di tempat peristirahatan Pupung dan Dana, isak tangis juga masih terdengar.
Source | : | Kompas.com,Tribun Jakarta |
Penulis | : | Salmaa Awwaabiin |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR