Nakita.id - Tiga siswa SMK N 1 Sanden, Bantul, Yogyakarta, sudah lebih dari 9 tahun menghilang sejak tahun 2009 silam.
Melansir Kompas.com, ketiganya pamit berangkat untuk melakukan praktik kerja lapangan (PKL) di Pelabuhan Benoa, Bali.
Ketiga siswa bernama Agiel Ramadhan Putra, Ignatius Leyola Andrinta Denny Murdani, dan Ginanjar Nugraha Atmaji tersebut berangkat saat masih kelas 2 SMK.
Baca Juga: Raffi Ahmad Bagikan Foto Penampakan di Rumahnya, Warganet Malah Guyon Bilang Pedangdut Wanita Ini Mirip dengan Sosok Penampakan, Siapa Dia?
Orang tua ketiga siswa itu awalnya mendapat sosialisasi dari pihak sekolah, menjelaskan jika puluhan siswa SMK N 1 Sanden berkesempatan melakukan PKL di Pelabuhan Benoa yang bertaraf internasional.
Dalam sosialisasi itu, Kepala SMK N 1 Sanden, Ahmad Fuadi menyampaikan bahwa PKL yang resmi sebenarnya dilaksanakan di Pekalongan, Jateng, selama 3 bulan.
Tak hanya itu, anak-anak yang berangkat PKL pun dijanjikan akan mendapat uang Rp4 juta hingga Rp8 juta.
Para orang tua pun percaya pada sekolah, dan merelakan anak-anak mereka untuk berangkat ke Bali.
Namun orang tua Agiel, Ignatius, dan Ginanjar justru mendapati kenyataan pahit.
Anak-anak mereka tak kunjung pulang, bahkan orang tua Agiel, Riswanto, malah mendapat surat mengejutkan beberapa bulan setelah putranya berangkat ke Tanjung Benoa.
Riswanto menerima surat dari PT Sentra Buana Utama tertanggal 2 Maret 2010, memberitahukan bahwa kapal KM Jimmy Wijaya tempat Agiel bekerja mengalami hilang kontak per 6 Februari 2010 pukul 04.00 WIT.
Baca Juga: Maniak Game Online, Wanita Ini Harus Rela Kehilangan Warna Putih di Bola Matanya, Begini Kronologinya
Riswanto menerima surat dari petugas pos perihal kabar kurang sedap itu. Dalam surat itu disebutkan Agiel bekerja mulai tanggal 27 Februari 2010.
"Saya percaya itu PKL, dapat surat ditujukan kepada saya orang tua, dalam surat itu lost contact. Di situ saya kaget, kok di sini dapat dari PT, setahu saya anak lagi PKL," katanya, seperti dikutip dari Kompas.com.
Riswanto kaget bukan kepalang, ia pun mendatangi pihak sekolah untuk mendapatkan kejelasan mengenai keberadaan anaknya.
Namun pihak sekolah mengatakan jika anaknya baik-baik saja tanpa memberikan informasi lain.
Usut punya usut, setelah ia berhasil mendapat kontak pihak perusahaan, terungkap jika putranya tidak diberangkatkan PKL.
Agiel justru dipekerjakan oleh perusahaan, dijual oleh calo.
Parahnya, dalam kontrak kerja yang ditanda tangani oleh putranya, sang anak bukan mendapat kontrak 3 bulan seperti PKL resmi.
Agiel justru terikat kontrak 6 bulan, yang bahkan tak diketahuinya bukanlah PKL.
Terungkap jika calo yang menjual ketiga siswa SMK itu tak lain adalah pria yang mengaku sebagai guru pembimbing PKL bernama Mugiri.
Baca Juga: Kehadirannya Membawa Berkah, Ruben Onsu Mengaku Teror Mistis Mulai Berkurang Sejak Punya Anak Angkat
Pihak keluarga siswa yang hilang sudah berjuang keras mencari keberadaan anak-anak yang hilang tersebut.
Namun hingga hari ini, belum ada kejelasan keberadaan ketiga siswa yang hilang.
Bahkan ibu dari Ignatius mengungkapkan jika ia tidak menuntut anaknya pulang dalam keadaan hidup karena begitu pasrahnya.
Lucia Martini, ibu Ignatius, tak menyangka jika ia akan berpisah hingga saat ini dengan sang anak yang pamit magang.
Hampir 10 tahun berlalu tanpa ada kejelasan nasib Ignatius, Lucia pun pasrah.
"Sebagai seorang ibu, saya percaya dia masih hidup tapi entah di mana. Saya berharap Denny mengetuk pintu rumah," katanya.
Dulu, Lucia sangat sering ke sekolah Ignatius untuk mendapat kejelasan mengenai keberadaan putranya.
"Saya ke sekolah sampai bosen, saya dulu sering ke sekolahan. Saya gak nuntut Denny pulang hidup, seandainya sudah meninggal pun saya terima. Tetapi ada kejelasan bagaimana nasibnya," ucapnya.
Semoga ketiga siswa yang hilang ini bisa segera ditemukan ya, Moms.
Berikan Pengetahuan Mengenai Produksi Pakaian Dalam dengan Cara Edukatif, Rider Resmikan Establishment Underwear Factory di KidZania Jakarta
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Anisa Annan |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR