Ataksia akut
Penyebab paling umum dari ataksia akut pada anak adalah konsumsi obat yang berlebihan, intoksikasi obat dan cerebellitis pasca infeksi.
Obat anti epilepsi yang dapat menyebabkan ataksia termasuk benzodiazepin (diazepam, clobazam, nitrazepam), oxcarbamazepine, lamotrigine dan fenitoin dan agen antineoplastik /imunosupresif seperti siklosporin, tacrolimus, obat-obatan sejenis seperti arabinoside.
Ataksia juga dapat terkait dengan keracunan pada berbagai elemen seperti alkohol, etilen glikol, timbal, merkuri, talium, litium dan toluena.
Asupan vitamin tiamin, kobalamin, vitamin E, seng, dan folat yang rendah pada anak-anak yang terkena gangguan usus dapat menyebabkan gejala ataksia.
Ataksia intermiten dan remitan
Gangguan penglihatan, disartria, pusing dan sesekali kehilangan kesadaran.
Serangan berulang ataksia tiba-tiba yang berlangsung beberapa menit hingga berjam-jam. Gejalanya juga termasuk muntah, vertigo, sakit kepala, disartria, diplopia, dan serangan distonik.
Beberapa kesalahan metabolisme bawaan mungkin muncul dengan ataksia intermiten.
Baca Juga: Hati-hati, Pemakaian Baju Tebal Pada Bayi Bisa Picu Gejala Heat Stroke
Contoh dari kondisi ini adalah penyakit Hartnup, kelainan autosom resesif (AR) yang disebabkan oleh transportasi asam ginjal netral dan gastrointestinal yang abnormal.
Tanda utama gangguan ini adalah fotosensitifitas kulit.
Paparan sinar matahari pada anak-anak yang terkena menyebabkan kemerahan kulit, dan ruam. Diagnosis didasarkan pada bau manis sirup maple dari urin.
Pada tipe ataksia intermiten, selama stres atau episode infeksi anak dapat mengalami muntah. Ketika tidak diobati, gangguan ini dapat menyebabkan kelesuan sampai koma loh, Moms.
Mengatur Jarak Kelahiran dengan Perencanaan yang Tepat, Seperti Apa Jarak Ideal?
Source | : | ncbi.nlm.nih.gov |
Penulis | : | Puput |
Editor | : | Saeful Imam |
KOMENTAR