Fatir menangis di lokasi yang tak jauh dari rumahnya, tempat ia bermain dengan temannya.
"Lima menit sebelum kejadian pemukulan, saya nyuruh Fatir mandi, tapi dia menolak.
Saat saya ingin masuk ke dalam rumah karena Fatir masih ingin bermain, belum sempat masuk, masih di teras, saya mendengar Fatir menangis. Sontak saya langsung menghampiri dan mempertanyakan apa yang terjadi," ujar Ani.
Setelah menghampiri anaknya yang terus menangis, Ani pun mendapat informasi dari teman sang anak bahwa Fatir baru saja dipukul oleh seorang teman dengan inisial I.
Terkejut mendengar pengakuan teman sang anak, Ani pun lantas bertanya apakah sang anak merasakan sakit di sekitar tubuhnya.
"Ketika saya tanya,'Dek sakit enggak?' Anak saya menjawab 'Enggak, mah'.
Karena anak saya menjawab kayak gitu dan tidak kelihatan ada luka, saya tidak menegur anak itu (inisial I) dan saya tidak memperpanjang permasalahan tersebut karena tidak ingin ribut dengan tetangga," ucap dia.
Baca Juga: Demi Menjadi Anak Pemberani, Jangan Biarkan Anak Tidak Menghadapi Masalah dan Kegagalannya
Masih dalam laman yang sama, rupanya setelah Fatir menerima pukulan tersebut, kondisinya justru memburuk.
Ia mengalami muntah-muntah bahkan Fatir sampai tak bisa menggerakkan ketiaknya di hari kedua setelah pemukulan.
Source | : | Tribun Jabar |
Penulis | : | Salmaa Awwaabiin |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR