Nakita.id - Duka mendalam melingkupi Tanah Air karena kepergian salah satu putra terbaik bangsa, Bacharuddin Jusuf Habibie.
Presiden ke-3 Republik Indonesia itu menghembuskan napas terakhir pada Rabu (11/9/2019) petang, setelah dirawat di RSPAD Gatot Soebroto sejak 1 September lalu.
Melansir Kompas.com, Sebelum meninggal, keluarga dekat sudah berkumpul di RSPAD Gatot Soebroto, tempat Habibie dirawat.
Baca Juga: Cuaca Panas Kemarau Panjang Bikin Si Kecil Rentan Terkena Penyakit, Orangtua Wajib Waspada
Informasi mengenai Habibie meninggal dunia disampaikan putra Habibie, Thareq Kemal.
Putra BJ Habibie, Thareq Kemal Habibie, mengkonfirmasi meninggalnya sang ayah pada hari yang sama.
"Dengan sangat berat, mengucapkan, ayah saya Bacharudin Jusuf Habibie, Presiden ke-3 RI, meninggal dunia jam 18.05 WIB," ujar Thareq di RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta, Rabu (11/9/2019).
Ucapan belasungkawa tak henti-hentinya mengalir, menggambarkan betapa banyak yang merasa sedih dan kehilangan karena kepergian pria kelahiran Parepare, Sulawesi Selatan itu.
Tak hanya itu, banyak pula yang mengenang sosok BJ Habibie dengan berbagai jasanya.
BJ Habibie memang dikenal jenius di bidang teknologi, terutama bidang penerbangan.
Kejeniusannya dalam bidang teknologi penerbangan dibuktikan hingga ia memperoleh gelar doktor di Jerman.
Salah satu penemuan yang sampai sekarang dipakai oleh semua pesawat di dunia adalah apa yang disebut "Crack Progression Theory" atau faktor Habibie.
Baca Juga: Banyak Bergaul Bentuk Sikap Baik dan Rasa Hormat Si Kecil, Yuk Dicoba Moms!
Sementara dari sisi kehidupan pribadinya, sosok Habibie tak mungkin dilepaskan dari sang istri, Hasri Ainun Habibie.
Keduanya disebut sebagai bukti cinta sejati, sebab Habibie dan Ainun begitu saling mencintai walau maut memisahkan keduanya.
Ditinggal sang istri lebih dulu, Habibie sempat merasa begitu sedih tak lagi didampingi Ainun yang selalu berada di sisinya.
Akan tetapi, siapa yang bisa menduga jika cinta pertama Habibie ternyata ditemuinya sebelum ia mengenal Ainun.
Jika Ainun menjadi sosok yang selalu ada untuknya, 'cinta pertama' Habibie inilah yang berperan besar pada kecerdasannya.
Cinta pertama Habibie ini dikenal sejak ia masih bocah.
BJ Habibie cilik digambarkan sebagai anak yang selalu cerewet, dan ingin tahu segala sesuatu.
Sejak berusia 2-3 tahun, Habibie adalah anak yang selalu ingin tahu dan menanyakan segala sesuatu yang ditemui dan dilihat pada ayahnya.
Baca Juga: Demi Menjadi Anak Pemberani, Jangan Biarkan Anak Tidak Menghadapi Masalah dan Kegagalannya
Apapun dilihat, ingin ia diketahui penyebabnya dan kenapa begini kenapa begitu.
Bahkan ia akan menangis jika tidak mendapatkan jawaban yang memuaskan rasa ingin tahunya yang begitu besar.
Sang ayah, Alwi Abdul Jalil Habibie, selalu sabar menjelaskan jawaban-jawaban yang diinginkan oleh putranya.
Rasa ingin tahu Habibie kecil dipupuk sang ayah, dijawab dengan sabar.
Namun, ayahnya tidak setiap saat selalu ada saat Habibie cilik ingin bertanya sesuatu.
Saat itulah Habibie berkenalan dengan cinta pertamanya, yakni buku.
Hasilnya, usia 4 tahun, Rudy sudah lancar membaca dan rajin melahap buku-buku yang disediakan ayahnya.
Pendek kata, sejak usia empat tahun, buku menjadi cinta pertama Habibie dan membaca menjadi bagian hidupnya.
Baca Juga: Foto Terakhir BJ Habibie Sebelum Meninggal Diunggah Putri Habibie, Terungkap Inilah Penyesalan Sang Cucu pada Kakeknya
Habibie membaca buku apa saja, mulai ensiklopedia sampai buku cerita.
Buku-buku karya Leonardo Da Vinci dan buku fiksi ilmiah karya Jules Verne menjadi buku-buku favorit Habibie.
Habibie pun senang sekali membuka buku-buku dalam bahasa Belanda.
Setiap menemukan kata-kata yang sulit dan tak dipahami, Habibie tak segan bertanya pada orang tuanya sehingga akhirnya orang tuanya membelikan kamus Indonesia-Belanda sehingga bisa belajar sendiri.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Anisa Annan |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR