Nakita.id - Anak yang mulai tumbuh remaja memang bukan hal yang mudah untuk diawasi.
Sebagai orangtua, Moms mungkin akan beberapa kali ‘diuji’ kesabarannya saat mendampingi dan menghadapi remaja yang terkadang labil.
Pasalnya memasuki usia remaja, anak bisa saja mendapat tekanan dari lingkungan dan teman-temannya hingga mudah depresi.
Kondisi ini tak jarang dapat menumbuhkan rasa ingin bunuh diri pada anak.
Alasan dibalik rasa ingin bunuh diri dari seorang anak mungkin beragam.
Hal ini bisa tergantung dari lingkungannya, baik di rumah maupun di luar rumah seperti di sekolah, misalnya.
Baca Juga: #LovingNotLabelling: Jangan Sebut Anak dengan Label 'Si Sensitif', Begini Cara Tepat Menghadapinya
Banyak tekanan yang dirasakan oleh anak pada fase pertumbuhan, apalagi jika kita mendidik mereka dengan cara menuntut dan memarahinya terus-menerus.
Mungkin tekanan pada remaja terlihat sepele, jika Moms, sebagai orang dewasa, telah berhasil melaluinya.
Tetapi, tidak semua anak bisa melalui masa remajanya dengan mudah.
Hal ini jika tidak diatasi dengan baik dapat membuat rasa ingin bunuh diri muncul pada anak.
Oleh karena itu, sebagai orangtua, kita harus peka terhadap apa yang dirasakan oleh anak agar Moms juga bisa membantu ‘menghapus’ keinginan bunuh diri yang timbul dalam diri seorang anak.
Sebagai orangtua, tentu ada banyak hal yang bisa dilakukan dalam menghadapi dan mencegah rasa ingin bunuh diri pada anak.
Mulai dari membantu membesarkan hatinya, memotivasi, mendengarkan, serta memberi dukungan untuknya, berikut tipsnya:
1. Jangan meremehkan masalah anak
Untuk memahami persoalan yang dimiliki oleh anak, kita tidak bisa melihatnya dari kacamata sendiri, melainkan cobalah untuk memosisikan diri sebagai seorang anak.
Dengan begitu, Moms bisa lebih memahami bagaimana perasaan anak.
Jika anak kita terlihat murung dan tidak bersemangat, cobalah untuk mendekatinya dan bertanya apakah ia memiliki masalah yang ingin diceritakan.
Jangan menyepelekan kondisi seorang anak karena hal ini akan membuat mereka tertutup dengan kita.
Hal ini juga bisa berujung pada stres dan depresi jika dibiarkan berlarut.
2. Bantu anak dalam menghadapi masalah
Membantu bukan berarti mengambil andil yang lebih besar dalam menyelesaikan masalah.
Membantu berarti menyediakan solusi-solusi yang bisa dipilih oleh anak dalam menyelesaikan permasalahannya.
Salah satunya, jika ia mengalami kesulitan dalam bergaul.
3. Jaga kesehatan fisik anak
Sama halnya dengan yang terjadi pada orang dewasa, kesehatan fisik juga berkaitan erat dengan kesehatan mental.
Oleh karena itu, dengan menjaga kesehatan fisik anak telah membantunya menjaga kesehatan mentalnya.
4. Gunakan bantuan profesional untuk menghadapi depresi anak
Pada kasus tertentu, depresi yang dirasakan anak tidak dapat diatasi dengan mudah.
Ada masa di mana Moms harus mencari bantuan medis profesional untuk menangani depresi yang dirasakan anak demi menghindarkan keinginan bunuh diri pada anak.
Dalam mencari bantuan profesional yang tepat, jangan lupa libatkan anak, karena pada akhirnya, anak kita yang akan menjalaninya.
Source | : | healthychildren.org |
Penulis | : | Ine Yulita Sari |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR