Nakita.id - Moms anak-anak cenderung menggigit kuku karena berbagai alasan, seperti stres, gelisah, merasa nyamanan, atau bosan.
Nama lain untuk orang yang sering menggigit kukunya itu disebut onikofagia kronis, ini dianggap sebagai kebiasaan untuk menghilangkan stres yang paling umum terjadi.
Hal ini sering juga dilakukan Si Kecil untuk menghilangkan rasa gugupnya, seperti memainkan rambut atau menggemeretakan gigi.
Mungkin kebiasaan anak mengigit kuku ini menjadi salah satu kekhawatiran Moms karena kuku merupakan sumber kuman dan kotoran.
Baca Juga: Ini Alasannya Mengapa Ada Balita Yang Suka Mengigit Kuku
Belum lagi ketika anak bermain di luar memegang benda-benda yang kotor dan langsung memasukan kukunya ke dalam mulut tanpa dibersihkan.
Melandir dari momjunction.com berikut hal yang menyebabkan anak sering menggigit kuku, di antaranya:
1. Merasa nyaman
Secara refleks mungkin sejak anak usia balita memasukan jari ke mulutnya untuk mendapatkan perasaan nyaman.
Kebiasaan ini, kadang-kadang terbawa hingga anak tumbuh besar, inilah yang menyebabkan balita dan anak di atas 5 tahun mungkin menggigit kukunya karena ia menemukan rasa nyaman melalui kebiasaan ini.
2. Merasa bosan
Moms akan melihat anak menggigit kukunya ketika dia merasa bosan.
Ini juga bisa terjadi ketika anak sedang tidak melakukan aktivitas fisik, seperti menonton tv atau berdiam diri di kelas.
3. Stres rasa cemas
Anak akan mengigit kukunya ketika ada dalam situasi tidak menyenangkan di lingkungannya, seperti di sekolah atau dirumah, ni dapat memicu stres atau rasa cemas pada anak.
Mungkin ada sejumlah masalah yang anak alami, seperti perceraian orangtua, pertengkaran, kehilangan orang terdekat, bullyng, dihukum atau dimarahi.
4. Genetika
Bila Moms memiliki kebiasaan mengigit kuku di masa kecil, mungkin anak akan melakukan kebiasaan yang sama.
5. Meniru kebiasaan orang lain
Moms, anak-anak sering meniru kebiasaan orang lain, ketika ia melihat anggota keluarga atau temannya menggigit kuku dia akan menirunya dan lama kelamaan menjadi kebiasaan yang sulit hilang.
Baca Juga: Produksi ASI Melimpah dengan #5MenitAja Konsumsi Minuman Ini, Bayi Sehat Moms Senang!
Mungkin Moms ingin menghentikan kebiasaan menggigit kuku pada anak.
Meskipun sangan membuat Moms kesal, tetapi Moms perlu menahan diri untuk tidak memarahi atau menghukum anak.
Berikut, cara yang dapat Moms terapkan kepada anak agar anak tidak memiliki kebiasaan mengigit kuku lagi, diantaranya:
1. Bicara dengan anak
Bicaralah dengan anak untuk mengetahui mengapa dia memiliki kebiasaan ini.
Jika ada alasan tertentu, seperti bosan atau stres diskusikan dengan anak dan coba hilangkan penyebab itu.
2. Kuman dan penyakit
Beritahu anak bahwa kuku itu merupakan tempat bersarangnya kuman dan beritahu anak kalau dia harus menghentikan kebiasaan itu jika tidak ingin terkena penyakit.
Selain itu, bantu Si Kecil memahami bahwa penyakit yang menyebabkan kuman dapat masuk ke tubuhnya dengan mudah ketika ia menggigit kuku dan dapat membuatnya jatuh sakit.
3. Menawarkan hadiah
Buatlah perjanjian pada Si Kecil, bahwa Moms akan memeriksa kukunya secara rutin dan akan memberi dia hadiah jika ia bisa menahan diri untuk tidak menggigit kukunya.
Moms bisa berikan anak hadiah, seperti hidangan favoritnya saat sarapan atau makan malam.
4. Olesi rasa pahit di kuku
Moms dapat menemukan banyak cairan yang aman dikonsumsi dan tersedia di toko-toko medis untuk menghilangkan kebiasaan anak mengigit kuku.
Pilih salah satu produk dan oleskan pada kuku anak, rasanya yang pahit adalah dapat digunakan sebagai pengingat terbaik bagi anak untuk berhenti menggigit kuku.
Baca Juga: 13 Tahun Jadi Suami Krisdayanti, Anang Hermansyah Lebih Pilih Ashanty dengan Alasan Tak Terduga Ini
Jadi itu penyebab dan cara yang dapat Moms terapkan untuk menghentikan kebiasaan mengigit kuku pada anak.
Dengan Moms dapat memahami penyebab anak kenapa dia mengigit kukunya itu akan membantu Moms untuk menghilangkan kebiasaan anak.
Rayakan Hari Ibu dengan Kenyamanan di Senyaman, Studio Yoga dan Meditasi Khusus Wanita Berdesain Modern serta Estetik
Source | : | momjunction.com |
Penulis | : | Ayu Novi Nurdiyanti |
Editor | : | David Togatorop |
KOMENTAR