Nakita.id - Tak jarang sebagai orangtua kita menaruh harapan besar pada buah hati.
Seperti anak berprestasi di sekolahan dan menjadi juara kelas.
Atau sekadar mampu menyelesaikan hal-hal kecil.
Moms tentu bangga dengan pencapaian buah hati yang memenuhi standar.
Namun, tak disangka membuat patokan standar atau melabeli seorang anak agar dianggap berprestasi justru akan membuatnya semakin 'kerdil'.
Bukannya terpacu untuk menjadi lebih berprestasi, Si Kecil hanya akan melakukannya untuk memenuhi standar Moms.
Secara tak sadar ada pula anak yang merasa tertekan karena merasa sangat tertinggal dengan pelajaran di sekolah.
Hal ini bahkan sampai berdampak pada psikis anak, Moms.
Seperti contoh nyatanya adalah anak sulung Melaney Ricardo yang mengalami kesulitan mengikuti pelajaran di sekolah.
Hingga mengalami gangguan psikologis sampai melakukan hal secara berulang-ulang menjilat bibirnya hingga iritasi.
Untuk itu, Melaney pun juga memberi pengertian pada buah hatinya.
Bahwa tak ada yang salah jika Chloe harus mengikuti remedial.
Tentu hal tersebut salah satu langkah bijak yang bisa Moms contoh.
Melansir dari Parents.com, ada beberapa hal yang bisa Moms terapkan untuk mengembalikan rasa optimis buah hati.
Pertama, sebisa mungkin Moms harus menahan untuk menaruh harapan terlalu tinggi pada buah hati.
Tak selamanya, anak yang berprestasi di bidang akademik menentukan nasib mereka di saat dewasa akan baik, begitu sebaliknya.
Kedua, jangan membandingkan Si Kecil dengan teman-temannya.
Sebab, setiap anak memiliki kelebihan dan keunikan masing-masing.
Ketiga, hindari intensitas mengeluh di depan anak mengenai pekerjaan di kantor atau permasalahan rumah yang sekiranya Si Kecil tak terlalu memahaminya.
Baca Juga: #LovingNotLabelling: Sebelum Ucapkan
Sebab, jika Moms terlalu sering mengeluhkan pekerjaan di depan anak, maka kemungkinan besar buah hati kita akan meniru kebiasaan tersebut.
Alih-alih mengeluh, ajarkan cara mengambil risiko yang masuk akal.
Keempat, berikan tantangan-tantangan kecil pada buah hati, seperti mampu menyelesaikan buku bacaan yang telah ia pilih.
Dengan begitu, Si Kecil akan merasa tertantang.
Tak hanya itu saja, dengan memberikan tantangan tersebut, Moms juga bisa menekankan Si Kecil harus mengatakan kesulitan apa yang ia alami.
Seperti misalnya 'aku belum bisa mengeja kalimat ini'.
Dengan begitu, Moms tentu akan memantau perkembangan anak hingga ia bisa mengeja secara benar.
Bawa memori anak saat ia kesulitan mengeja dengan kalimat 'Nah, ingat saat kamu kesulitan mengeja, sekarang kamu sudah lancar!'.
Baca Juga: #LovingNotLabelling: Penerapan Tangga Prestasi pada Anak di Sekolah Tak Selamanya Baik, Kok Bisa?
Terakhir, Moms tentu harus bersikap realistis.
Hindari memaksakan hal yang tak disukai oleh anak.
Melatih rasa optimis Si Kecil memang sangat menantang.
Namun, Moms tentu harus menikmatinya!
Source | : | parents.com |
Penulis | : | Yosa Shinta Dewi |
Editor | : | Nita Febriani |
KOMENTAR