Penelitian yang dilakukan Cynthia Rogers, MD, Asisten Profesor di bidang Psikiatri Anak ini pada awalnya ditujukan untuk mencari tahu apakah bayi-bayi yang lahir prematur memiliki risiko lebih besar untuk mengalami gangguan kejiwaan, termasuk depresi dan kecemasan, saat mereka besar nanti.
Dalam penelitiannya, tim ahli berfokus mengamati bagaimana struktur otak yang terlibat dalam pemrosesan emosi, yaitu amigdala, menjalin koneksi dengan area otak lainnya.
Baca Juga: Hindari Stres Berlebihan, Bisa Memicu Kulit Menghitam dan Kusam
Untuk itu, Rogers dan rekan-rekannya melakukan pemindaian MRI terhadap 65 bayi yang lahir cukup bulan dan 57 bayi yang lahir prematur setidaknya 10 minggu lebih cepat.
Rogers menyebutkan, hasil penelitian ternyata tidak menemukan adanya perbedaan gejala kecemasan dan depresi antara bayi yang lahir cukup bulan dengan prematur.
"Keduanya sama-sama memperlihatkan pola koneksi yang sama. Bahkan, koneksi antara amigdala dengan sejumlah area otak lainnya ini juga serupa dengan yang ditemukan pada orang dewasa dengan gangguan kecemasan dan depresi," kata Rogers.
Source | : | Kompas.com,nakita |
Penulis | : | Poetri Hanzani |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR